BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan perkembangan teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi dalam perusahaan, serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar. Perkembangan dunia usaha yang juga mulai terus berkembang akan menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk mencapai tingkat yang maksimal dalam berproduksi. Karena tujuan utama perusahaan adalah untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya yaitu dengan tersedianya modal. Struktur modal bukan hanya terbatas pada modal investasi seperti pada pembiayaan untuk tanah, bangunan, kebutuhan mesin atau peralatan tetapi juga kebutuhan modal kerja.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaannya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Dari modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Kemudian penghasilan yang diterima tesebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya.
Mengingat begitu pentingnya peran modal kerja didalam sebuah perusahaan perlu dilakukan analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerja agar tidak terjadi penyalahgunaan yang dapat merugikan perusahaan.
Dalam hal ini perubahan posisi modal kerja perlu mendapat perhatian dalam membuat analisis tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan, sumber-sumber dan penggunaan modal kerja pada akhir periode merupakan faktor-faktor penting dalam membuat penilaian terhadap kegiatan perusahaan yang telah lampau dan dalam mempertimbangkan kemungkinan yang dapat dicapai pada waktu yang akan datang. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis menyusun penulisan ilmiah ini dengan mengambil judul “ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. HERO SUPERMARKET Tbk”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang di atas maka rumusan masalah penulisan ilmiah ini adalah :
1. Dari manakah sumber-sumber modal kerja yang diperoleh pada tahun 2006 s/d 2008?
2. Digunakan untuk apa modal kerja pada tahun 2006 s/d 2008?
3. Apa yang menyebabkan perubahan posisi modal kerja pada tahun 2006 s/d 2008 ?
1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup batasan masalah penulisan ini mencakup laporan sumber dan penggunaan modal kerja sesuai dengan laporan atau data keuangan yang dipakai tahun 2006 s/d 2008.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sumber modal kerja pada PT. Hero Supermarket Tbk pada tahun 2006 s/d 2008
2. Untuk mengetahui besarnya modal kerja yang dikeluarkan atau digunakan oleh PT. Hero Supermarket Tbk pada tahun 2006 s/d 2008.
3. Untuk menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada posisi modal kerja, pos-pos transaksi yang mempengaruhi dan dampaknya terhadap modal kerja tahun 2006 s/d 2008.
1.5 Metodelogi Penelitian
1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil objek dari
Perusahaan : PT. HERO SUPERMARKET Tbk
Alamat : Jl. Gatot Subroto Kav. 177A, Jakarta Selatan
2. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Interview : dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak perusahaan yang berhubungan dengan keadaan laporan keuangan perusahaan tersebut.
Observasi : dengan mengadakan penelitian dan peninjauan terhadap suatu kegitan pada perusahaan
b. Data Sekunder
Yaitu berupa pengumpulan data yang didapat secara tidak langsung dari perusahaan yang bersangkutan, seperti perpustakaan dan bursa efek.
3. Metode Analisis Data
Analisis data penulisan ilmiah ini menggunakan anilisis neraca yang diperbandingkan dalam dua periode, dan memilahnya menjadi sumber dan penggunaan modal kerja.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran keseluruhan dari penulisan ilmiah ini dan didalamnya terdiri dari lima bab yang masing-masing bab tersebut mempunyai hubungan. Di dalam kelima bab itu disusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. Dari uraian tersebut diharapkan dapat memberi gambaran mengenai penulisan ilmiah ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjabarkan tentang pendekatan-pendekatan secara teoritis yang akan digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab empat yang meliputi pengertian modal kerja dan macam-macam modal kerja serta pentingnya modal kerja bagi suatu perusahaan.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat dan perkembangan perusahaan, kegiatan usaha, serta manajemen dan organisasi PT. HERO SUPERMARKET Tbk.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas data dan akan menguraikan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari uraian pada bab sebelumnya dan merupakan jawaban dari tujuan penulisan ilmiah ini.
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Modal Kerja
Istilah modal kerja digunakan dalam arti yang berbeda-beda. Pendekatan yang praktis adalah dengan memperkenalkan penggunaan istilah yang ditemui pada laporan tahunan perusahaan, dimana modal kerja didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Jhon Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1996 : 327) menjelaskan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
Ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan menurut Munawir S (1995 : 114), yaitu:
1. Konsep kuantitatif
Konsep ini Menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar.
Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai para pemilik, hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak mencerminkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang besar juga. Bahkan menurut konsep ini dengan adanya modal kerja yang besar tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar dan menunjukkan pula tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan lainnya.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh perusahaan sepenuhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.
Ada 2 konsep utama modal kerja menurut James C. Van Horn dan John M. Wachowicz, Jr. (1997 : 214) yaitu :
1. Modal Kerja Bersih
Yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas.
2. Modal Kerja Kotor
Yaitu Investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas, sekuritas, piutang, dan persediaan).
2.2. Jenis-jenis Modal Kerja
Modal kerja merupakan kekayaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan perusahaan sehari-hari. Modal kerja ini akan selalu berputar sedangkan aktiva lancar yang umumnya akan menjadi uang kas dalam suatu periode akuntansi.
Mengenai jenis-jenis modal kerja dapat dibedakan menjadi dua bentuk menurut W.B. Taylor (1995 : 61) yaitu:
1. Modal Kerja Permanen
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Modal Kerja Primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2. Modal Kerja Normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2. Modal Kerja Variabel
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan sesuai perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara:
1. Modal Kerja Musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2. Modal Kerja Siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan Karena fluktuasi konjungsi.
3. Modal Kerja Darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi mendadak).
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan. Menurut Munawir S (1995 : 117) untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah. Karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Sifat atau tipe dari perusahaan
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk membayar pegawainya maupun untuk membiayai operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan saat itu juga, sedangkan piutang biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatif pendek. Sifat dari perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.
Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan barang tersebut
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu pokok persatuan barang untuk mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagang
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan dibutuhkan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian yang menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
4. Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang digunakan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil adanya piutang yang tidak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada pembeli, karena dengan begitu pembeli akan tertarik untuk membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
5. Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali. Semakin tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan pekerjaan secara teratur dan efisien. Selain itu semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan semakin memperkecil resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
2.4. Langkah-langkah Dalam Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja
Sebelum mengemukakan langkah-langkah dalam menganalisis sumber dan penggunaan modal kerja, akan dikemukakan terlebih dahulu yang termasuk kedalam sumber modal kerja dan juga penggunaan modal kerja.
2.4.1 Sumber Modal Kerja
Munawir S (1995 : 119) menjelaskan pada dasarnya sumber modal kerja itu terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu:
a. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan, dan
b. Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan diluar aktivitas yang biasa.
Sedangkan sumber-sumber modal kerja suatu perusahaan menurut Munawir S (1995 : 121) pada umumnya dapat berasal dari :
1) Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah pendapatan yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi.
2) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek), dalam menganalisis sumber modal kerja yang berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan. Dari hasil penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi kas.
3) Penjualan aktiva tidak lancar, perubahan aktiva tidak lancar menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja. Apabila hasil dari penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar ini tidak digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).
4) Penjualan saham atau obligasi, Perusahaan dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) disamping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
2.4.2. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.
Penggunaan yang mengakibatkan turunnya modal kerja menurut Munawir S (1995 : 125) adalah sebagai berikut :
1) Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan.
2) Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat-surat berharga atau efek, maupun kerugian insidentil lainnya.
3) Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang.
4) Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.
5) Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang lainnya, serta penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan yang beredar, atau adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi dengan berkurangnya aktiva lancar.
6) Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya. Dengan kata lain adanya penurunan sektor modal yang diimbangi dengan berkurangnya aktiva lancar atau bertambahnya hutang lancar dalam jumlah yang sama.
Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu sendiri, yaitu penggunaan modal kerja atau aktiva lancar yang hanya menyebabkan atau mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar (modal tidak berubah), misalnya :
- Pembelian efek secara tunai.
- Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai.
- Perubahan suatu bentuk piutang kebentuk piutang lainnya.
2.4.3. Langkah-langkah Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Laporan tentang perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen mengelola perputaran atau sirkulasi modalnya. Laporan ini akan dapat memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang mungkin timbul baik dari pihak manajemen, para pemegang saham, kreditur, maupun pihak-pihak lainnya.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja menurut Bambang Riyanto (1995:355) adalah sebagai berikut :
1) Menyusun laporan perubahan modal kerja, laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal kerja antara dua titik waktu. Dengan laporan tersebut dapat diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja dan besarnya perubahan modal kerja.
2) Mengelompokan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current accaounts antara dua titik waktu tersebut kedalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.
3) Mengelompokan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan kedalam golongan yang perubahannya mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah singkat PT. Hero Supermarket Tbk.
Hingga saat ini Hero Pasar Swalayan merupakan industri ritel pasar swalayan (supermarket) terbesar di Indonesia yang berdiri pertama kali pada tanggal 23 Agustus 1971 di Jl. Faletehan I No. 23, Kebayoran baru, Jakarta Selatan dengan luas gedung kurang lebih 251 meter persegi atau lebih tepat disebut Toko Swalayan dengan nama Hero Mini Supermarket.
Hero Supermarket lahir atas ide Bp. Muhammad Saleh Kurnia, putra kelahiran Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Ia belajar berdagang mulai kecil mengikuti jejak orangtuanya yang sudah berdagang barang-barang kebutuhan sehari-hari dikota asalnya.
Sekitar tahun 1948-an keluarga Kurnia hijrah ke Jakarta untuk memulai usahanya agar lebih maju lagi. Orangtua Muhammad Saleh Kurnia mengawali usahanya dengan mengelola usaha kaki lima “Gerobak Dorong” di Gang Ribal ( Sekarang Lebih dikenal dengan Jalan Pintu Air Besar Selatan I), Jakarta Barat. Dengan menjual makanan dan minuman. Dari sinilah Muhamad Saleh Kurnia bersama kakaknya mulai aktif membantu orangtuanya mengelola usaha barunya dijakarta.
Kian hari usahanya semakin berkembang pesat dan pada tahun 1951 usahanya tidak lagi di gerobak dorong tetapi sudah mampu memindahkan usahanya ke pertokoan di Jalan yang sama dengan nama Toko Hero. Untuk memperlancar usahanya berkembang pesat pada tahun 1954 Toko Hero mendirikan CV. Hero, yang banyak mengimport makanan dan minuman dari luar negeri.
Tahun 1969 keluarga menyerahkan pimpinan CV. Hero Kepada Muhammad Saleh Kurnia, dan ditangan Muhammad Saleh Kurnia usaha semakin besar dengan banyak mengimport barang dari luar negeri dan menjadi agen beberapa produk import.
Melihat potensi pasar produk import yang semakin besar dan belum adanya tempat belanja keluarga yang modern dan memadai bagi orang asing pada waktu itu maka pada tahun 1971, Muhammad Saleh Kurnia mengajukan ijin pendirian toko swalayan melalui Akte Notaris Djoko Mulyadi SH, nomor 19. Dan pada tanggal 23 Agustus 1971 membuka gerai (out let) yang pertama di Jl. Falatehan I, Jakarta Selatan dengan nama Hero Mini Supermarket.
Pada tahun 1978 bersama Tuan Then Siok Liong, Sun Yuen Hong and Fen Hin Chon Enterprise Ltd. Hongkong dan Welcome Trading Co, Pte. Ltd. Singapore investasi mendirikan PT Onward Paper Corporation yang mengelola pabrik tissue dengan merk Scoott lisensi dari Scott Paper Company Pennsyvania USA dan merk sendiri Four Roses dan PT. Hero Supermarket menguasai sepertiga dari total investasi di PT. Onward Paper Corporation.
Untuk menunjang kenyamanan dan peningkatan perusahaan tahun 1987, Kantor Pusat PT. Hero Supermarket pindah menempati gedung baru di Jl. Gatot Subroto 177 Jakarta Selatan dengan supermarket berada dilantai dasar. Pada tahun 1987 ini pula perusahaan membuktikan kinerjanya dengan mendapatkan piala ARTA dari kamar gadang Indonesia sebagai pasar swalayan terbaik di Indonesia.
Pada tanggal 30 Juni 1989 PT. Hero Supermarket Go Public meramaikan pasar modal dan merupakan ritel pasar swalayan pertama diIndonesia yang memperoleh kepercayaan untuk menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Penjualan saham pertama 1.795.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1000 dan ditawarkan dengan harga perdana Rp. 7.200 per lembar saham dan dari hasil penjualan Tahun 1989 mencapai 159,9 Milyar.
Tahun 1991 PT. Hero Supermarket membuka toko swalayan kecil dengan konsep convenience store dan diberi nama Star Mart, yang melayani kebutuhan rumah tangga secara cepat, dengan lokasi yang strategis seperti Hotel, Apartemen, Komplek Ruko dan lain-lain. Selain itu Hero Group juga mendirikan semacam toko perkulakan pertama di Indonesia dengan nama Mega Super Grosir, target pasarnya adalah toko eceran kecil, koperasi, perhotelan, perkantoran, Instasi pemerintah.
Tanggal 20 April 1992 jabata Presiden Direktur sebagai pucuk pimpinan perusahaan dipercayakan kepada Ipung Kurnia karena kesehatan Muhammad Saleh Kurnia tidak memungkinkan lagi memimpin perusahaan. Dan pada tanggal 10 Mei 1992 Bapak Muhammad Saleh Kurnia meninggal di Singapura akibat sakit kanker.
Bulan Februari 1998 PT. Hero Supermarket mengadakan aliansi strategis dengan Dairy Farm Hongkong, anggota Jardine Matheson. Dairy Farm memiliki penyertaan saham langsung pada Perseroan sebesar 7,6 % dan melalui obligasi tukar yang dapat ditukarkan dengan saham Perseroan sebesar 24,55 %. Jalinan kerjasama ini juga diwujudkan dengan bergabungnya eksekutif Dairy Farm dalam jajaran Direksi dan Komisaris PT. Hero Supermarket Tbk.
Hingga Bulan Maret 2007 PT. Hero Supermarket memiliki gerai-gerai sebagai berikut:
- Hero Supermarket : 82 gerai
- Star Mart Convenience Store : 40 gerai
- Guardian Toko Kecantikan dan Apotik : 69 gerai
- Giant Hypermarket : 2 gerai
Dalam perkembangan PT. Hero Supermarket mampu tumbuh sejalan dengan kemajuan aktivitas bisnis dan industri dengan tuntutan-tuntutannya yang semakin rumit dan beraneka ragam, melalui motto perusahaan “Hero memberi lebih dari yang anda bayarkan”. Selain itu PT. Hero Supermarket juga mempunyai Visi, Misi, Falsafah-nya adalah:
1. VISI HERO SUPERMARKET
Menjadi pengecer makanan yang terkemuka di Indonesia, menawarkan jajaran makanan segar dan bahan makanan terbaik dengan harga terjangkau.
2. MISI HERO SUPERMARKET
Menjadi pengecer makanan modern yang terkemuka di Indonesia dari segi penjualan dan laba konsumen dengan pendapatan menengah hingga atas merupakan sasaran utama mengingat mereka memiliki daya beli besar.
3. FALSAFAH HERO SUPERMARKET
Hero mempunyai 3 prinsip, yaitu:
1. Kita selalu mengutamakan service yang terbaik kepada pelanggan.
2. Kita selalu menyediakan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan keinginan pelanggan.
3. Kita bersama-sama menciptakan kesatuan manajemen yang sempurna.
3.2. Bidang Usaha Perusahaan
Perseroan bergerak dalam bidang perdagangan eceran makanan dan produk terkait lainnya. Terdapat dua divisi operasi yaitu divisi pasar swalayan sebagai aktivitas operasi yang utama dan divisi eceran khusus yang terdiri dari toko serba ada dan apotik. Hingga saat ini perseroan mengoperasikan 71 gerai Hero Pasar Swalayan tersebar diberbagai kota-kota besar di Indonesia, terdiri atas 48 gerai di kawasan Jabotabek dan 23 gerai di kota besar lainnya. Pada tahun 2007, Perseroan telah menambah 3 gerai baru, yaitu 2 gerai Guardian apotik pada bulan Januari dan Maret 2007 dan 1 gerai Star Mart pada Februari 2007.
PT. Hero Supermarket Tbk. Senantiasa mempertahankan komitmen terhadap visi, menjadi pengecer makanan yang terkemuka dengan menawarkan jajaran makanan segar, bahan makanan dan produk pribadi terlengkap dengan harga terjangkau pada gerai-gerai yang berlokasi nyaman dimana para konsumen dapat menikmati layanan yang ramah dan efisien.
Untuk mendukung usaha utamanya, Perseroan mengembangkan :
1. Guardian apotik : bagian dari PT. Hero Supermarket Tbk. Yang tumbuh paling pesat dan dengan cepat mencapai posisi sebagai pengecer barang-barang pribadi dan apotik terkemuka di Indonesia.
2. Instore Bakery : sarana pembuatan berbagai jenis roti dan kue pada hampir setiap cabang perseroan.
3. Star Mart : toko serba ada dengan 26 gerai yang terbagi dalam 3 macam format apartemen, perkantoran dan gerai yang berdiri sendiri dilingkungan pemukiman.
4. Mitra Toko Diskon : kelompok gerai diskon dilingkungan pemukiman dengan jaringan utama 8 gerai.
5. Restoran siap saji : berbagai variasi makanan Indonesia, Jepang, Sari Buah, Hamburger dan Pancake.
3.3. Struktur Organisasi
Organisasi adalah suatu wadah yang terdiri dari sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena itu pengorganisasian suatu perusahaan itu penting, dengan menempatkan orang-orang yang tepat dibidangnya demi mencapai tujuan perusahaan.
Adapun bentuk dari pada struktur organisasi PT. Hero Supermarket, akan dijelaskan sebagai berikut :
1. RUPS
a. Membuat Anggaran Dasar
b. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direktur
c. Menetapkan arah, sasaran, dan tujuan jangka panjang perusahaan.
2. Board of Commisioner
a. Menentukan garis besar kegiatan perseroan
b. Memberikan petunjuk kerja pada direksi setelah mendapatkan persetujuan dari RUPS.
c. Mengawasi kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
d. Memberi nasehat-nasehat kepada pihak manajerial dibawahnya.
3. Chief Executive Officer
a. Menentukan dan menetapkan strategi, tujuan utama dan kebijaksanaan pengembangan perusahaan.
b. Menyiapkan rencana dan anggaran serta aliran kas keuangan perusahaan.
c. Menetapkan permodalan anggaran dan aliran kas keuangan perusahaan.
d. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat yang berada di bawah pimpinannya.
e. Memberikan bimbingan dan pengarahan umum, saran-saran dan perintah kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing bawahan.
f. Mengawasi jalannya perusahaan dan mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan akan perkembangan perusahaan.
g. Mengkoordinasikan kegiatan unsur organisasi agar dapat berjalan lebih efisien dan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
h. Menentukan pengambilan keputusan terakhir untuk intern perusahaan dan untuk mewakili nama perusahaan.
4.Corporate Secretary and Legal
Mengatasi masalah yang berkaitan dengan hukum seperti mengurus ijin bangunan Hero, mengadakan kerja sama dengan pihak kontraktor.
5. Internal Auditor
Memeriksa system dan prosedur yang dilaksanakan serta keakuratan data-data yang dibuat oleh masing-masing divisi yang terkait dalam perusahaan.
6. Human Resources Director
Bertanggung jawab atas program-program kegiatan kepegawaian.
7. Employment Manager
Bertanggung jawab mengurus kegiatan perekrutan, penempatan, penilaian prestasi kerja dan pemberhentian karyawan.
8.Training & Development Manager
Bertanggung jawab atas pelatihan dan pengembangan karyawan.
9. Office Manager
a. Logistik, mengatur perlengkapan dan prasarana operasional.
b. Service, mengatur pengiriman barang dan keberadaan kendaraan operasional.
10. Compensation & Human Resources Administration Manager.
Memberikan dispensasi khusus dan mengatur jadwal training.
11. Employe & Industrial Manager
Bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan dan menangani praktek kerja lapangan karyawan.
12. Finance Director
a. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran uang kas dan uang di bank.
b. Menyetujui anggaran keuangan tiap bagian.
c. Meminta laporan keuangan setiap bulan serta meneliti penyimpangan yang terjadi pada tiap anggaran keuangan tersebut.
d. Bertindak sebagai penghubung kepada pihak ketiga, khususnya mengenai laporan pajak dan perbankan.
e. Bertanggung jawab kepada direktur pengelola.
13. Finance Manager
a. Bertanggung jawab atas pengeluaran keuangan perusahaan yang menyangkut pada kebijaksanaan penggunaan dana atas segala kegiatan usaha.
b. Merencanakan sumber-sumber keuangan.
c. Mengatur pengalokasian dan penggunaan dana-dana.
d. Bertanggung jawab untuk memberikan informasi keuangan dan hasil produksi.
14. Accounting Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian laporan keuangan perusahaan.
15. Payroll Manager
Bertanggung jawab atas pembayaran gaji karyawan.
16. Regional Accounting Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan akuntansi untuk cabang-cabang diluar wilayah Jabotabek.
17. Merchandising & Marketing Director
a. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegitan pemasaran produksi.
b. Memperkenalkan Produk baru.
c. Melaksanakan survei pasar atas produk.
d. Merencanakan dan menyelenggarakan semua kegiatan pemasaran dan penjualan hasil produksi.
e. Menyelenggarakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan pemasaran.
18. Fresh Food General Manager
Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang dagang dalam bentuk makanan segar untuk supermarket.
19. Grocery General Manager
Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang dagang dalam bentuk grocery untuk supermarket.
20. Marketing General Manager
Bertanggung jawab terhadap pengadaan program promosi dalam rangka peningkatan penjualan.
21. Food Service General Manager
Bertanggung jawab dalam mengontrol kelayakan suatu barang yang akan dijual.
22. Distributor & Logistik General Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan pendistribusian dan logistik perusahaan.
23. Operation Director
a. Merencanakan garis besar aktivitas perusahaan.
b. Mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan yang telah ditentukan.
c. Memutuskan pembukaan outlet baru pada Chief Executive Office.
24. Regional Operation 1 Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional untuk supermarket Hero dalam wilayah Jabotabek.
25. Regional Operation 2 Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional untuk supermarket Hero dalam wilayah Jabotabek.
26. Regional Operation 3 Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional untuk supermarket Hero untuk wilayah Jawa dan luar Jawa.
27. Area Manager Store
a. Mengkoordinir semua bagian yang ada dalam semua outlet.
b. Memeriksa laporan dari tiap-tiap bagian yang ada untuk disampaikan pada divisi operasional.
c. Membuat keputusan mengenai keperluan-keperluan supermarket seperti dalam hal jumlah pegawai, penyesuaian harga, mengatur jadwal promosi, dll.
28. Store Manager
Bertugas dan berwenang memimpin outlet dan mengkoordinir serta mengawasi pelaksanaan operasional dari semua divisi di supermarket tersebut.
29. General Affairs Director
Bertanggung jawab atas hal-hal umum kegiatan perusahaan.
30. Formalities Manager
Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang bersifat formal seperti kegiatan yang berhubungan dengan lembaga masyarakat.
31. Extern Public Relation Coordinator
Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang bersifat eksternal, misalnya membina hubungan dengan media massa.
32. Speciality Retail General Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan diversivikasi produk Hero dalam berbagai bentuk.
33. Mitra Operation Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional toko Mitra.
34. Star Mart Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional toko Star Mart.
35. Guardian Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional toko Guardian.
36. Speciality Brand Manager
Bertnggung jawab atas kegiatan operasional toko Speciality Brand.
37. Information Technology General Manager
Bertanggung jawab atas kebutuhan teknologi IT pada perusahaan, mengembangkan dan menerima laporan perkembangan teknologi IT dari IT development.
38. IT Development Manager
Mengembangkan teknologi IT serta melakukan prototyping.
39. IT POS & Support Manager
a. Mengatasi kerusakan maupun kekeliruan yang terjadi pada system komputer.
b. Bertanggung jawab atas pentransferan data dari pusat ke cabang atau dari cabamg ke pusat.
40. Property & Project General Manager
Mengadakan sarana dan prasarana bagi pendirian cabang baru.
41. Site Development Manager
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, penentuan, lokasi tanah dan bangunan cabang yang baru.
42. Planning & Design manager
Bertanggung jawab atas perencanaan dan tata design ruangan.
43. Repair Maintenanche Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan dan perbaikan bangunan perusahaan seperti : peralatan listrik, air, dan peralatan perusahaan lainnya.
44. Proccurenment Manager
Bertanggung jawab mengatur dan mengkoordinir pengadaan barang-barang untuk melaksanakan kegiatan operasional cabang perusahaan yang baru.
45. Property & Operation manager
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pembangunan cabang yang baru.
46. Lease Marketing manager
Membina hubungan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka memanfaatkan kapasitas lebih dari ruangan.
47. Loss Prevention Manager
Bertanggung jawab menyelidiki masalah yang menimbulkan kerugian serta mencari tindakan lanjutnya.
PEMBAHASAN
4.1. Modal Kerja
Pada dasarnya modal kerja terdiri dari modal kerja permanen dan modal kerja variabel seperti telah diuraikan diatas. Kebutuhan pada modal kerja permanen sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau pemegang saham. Kebutuhan pada modal kerja ini dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi atau hutang jangka panjang, akan tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan pula bunga yang harus dibayar.
Laporan tentang perubahan modal kerja ini bertujuan untuk memberikan ringkasan transaksi keuangan yang telah terjadi selama satu periode dengan menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja tersebut. Disamping itu laporan perubahan modal kerja juga bertujuan untuk membuat adanya analisis yang diperlukan tentang kenaikan atau penurunan dalam pos-pos yang tercantumdalam neraca yang diperbandingkan anatara dua saat tertentu , hal ini untuk menunjukan perubahan-perubahan yang terjadi dalam pos-pos elemen modal kerja tersebut. Modal kerja akan berubah apabila aktiva lancar berubah, sedangkan untuk mengetahui sebab perubahan tersebut (sumber atau penggunaannya) dapat diketahui dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan modal sendiri.
1. Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Untuk Tahun 2006 s/d 2007.
Untuk dapat mengetahui atau menentukan besarnya perubahan modal kerja baik secara total maupun masing-masing pos unsur modal kerja serta untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal kerja selama periode bersangkutan maka diperlukan data neraca yang akan diperbandingkan. Dalam hal ini neraca diperbandingkan oleh penulis adalah neraca per 31 Desember 2006 s/d 2007.
Tabel 4.1
PT. HERO SUPER MARKET Tbk.
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
Per 31 Desember 2006 s/d 2007.
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan | 2006 | 2007 | Naik/Turun |
AKTIVA LANCAR | | | |
Kas dan setara kas | 293.769 | 185.308 | *108.461 |
Piutang usaha : | | | |
Pihak ketiga | 16.833 | 17.874 | 1.041 |
Piutang lain-lain : | | | |
Pihak ketiga | 7.349 | 4.977 | *2.372 |
Pihak istimewa | -- | 75 | 75 |
Persediaan | 196.224 | 193.449 | *2.775 |
Pajak dibayar dimuka | -- | 6 | 6 |
Biaya dibayar dimuka | 16.382 | 29.953 | 13.571 |
Total aktiva lancar | 530.557 | 431.642 | 98.915 |
AKTIVA TIDAK LANCAR | | | |
Biaya dibayar dimuka | 14.487 | 28.979 | 14.492 |
Aktiva pajak tangguhan | 11.158 | 14.979 | 3.816 |
Aktiva tetap | 235.991 | 331.198 | 95.207 |
Taksiran restitusi pjk penghasilan | 7.989 | -- | *7.989 |
Aktiva lain-lain | 20.373 | 27.404 | 7.031 |
Total aktiva tidak lancar | 289.998 | 402.555 | 112.557 |
Total Aktiva | 820.555 | 834.197 | 13.642 |
KEWAJIBAN DAN EKUITAS | | | |
KEWAJIBAN LANCAR | | | |
Hutang bank | 5.757 | -- | *5.757 |
Hutang usaha : | | | |
Pihak ketiga | 230.628 | 235.713 | 5.085 |
Pihak Istimewa | 5.150 | 3.662 | *1.488 |
Hutang Pajak | 12.953 | 8.701 | *4.252 |
Beban yang masih harus dibayar | 89.830 | 94.209 | 4.379 |
Kewajiban jangka panjang : | | | |
Hutang bank | 76.280 | -- | *76.280 |
Pendapatan diterima dimuka | 6.104 | 7.140 | 1.036 |
Hutang lain-lain : | | | |
Pihak ketiga | 32.724 | 65.721 | 32.997 |
Pihak istimewa | 2.475 | 37 | *2.438 |
Total kewajiban lancar | 461.901 | 415.183 | 46.718 |
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR | | | |
Hutang bank | 102.667 | -- | *102.667 |
HAK MINORITAS | 936 | 246 | *690 |
EKUITAS | | | |
Modal saham | 117.650 | 164.710 | 47.060 |
Tambahan modal disetor | 16.352 | 71.225 | 54.873 |
Saldo laba yang dicadangkan | -- | 5.000 | 5.000 |
Saldo laba yg belum dicadangkan | 120.374 | 177.260 | 56.886 |
Akum. Pendapatan komprehensif lain | 675 | 573 | *102 |
Total ekuitas | 225.051 | 418.768 | 163.717 |
Total kewajiban dan ekuitas | 820.555 | 834.197 | 13.642 |
Tabel 4.2
Sumber Modal Kerja Tahun 2000/2001
(Dalam Jutaan Rupiah)
Taksiran restitusi pajak penghasilan | Rp. 7.989 |
Modal Saham | Rp. 47.060 |
Tambahan Modal disetor | Rp. 54.873 |
Saldo laba yang dicadangkan | Rp. 5.000 |
Saldo laba yang belum dicadangkan | Rp. 56.886 |
| Rp. 163.819 |
Total Sumber Modal Kerja | Rp. 171.808 |
Aktiva tidak lancar berkurang Rp. 7.989 yang berasal dari taksiran restitusi pajak penghasilan, bertambahnya Ekuitas atau modal sendiri Rp. 163.819 berasal dari modal saham, Tambahan modal disetor, Saldo laba yang dicadangkan, dan saldo yang belum dicadangkan. Jadi total sumber modal kerja untuk tahun 2000/2001 sebesar Rp. 171.808
Tabel 4.3
Penggunaan Modal Kerja Tahun 2006 s/d 2007.
(Dalam Jutaan Rupiah)
Biaya dibayar dimuka | Rp. 14.492 |
Aktiva pajak tangguhan | Rp. 3.816 |
Aktiva tetap | Rp. 95.207 |
Aktiva lain-lain | Rp. 7.031 |
| Rp. 120.546 |
Hutang Bank | Rp. 102.667 |
Hak Minoritas | Rp. 690 |
Akumulasi pendapatan komprehensif lain | Rp. 120 |
Total Penggunaan Modal Kerja | Rp. 224.005 |
Aktiva tidak lancar bertambah Rp. 120.546 yang berasal dari biaya dibayar dimuka, Aktiva pajak tangguhan, aktiva tetap, dan Aktiva lain-lain, berkurangnya kewajiban tidak lancar Rp. 102.667 yang berasal dari hutang bank, berkurangnya hak minoritas Rp. 690, dan berkurangnya ekuitas atau modal sendiri Rp. 120 yang berasal dari akumulasi pendapatan komprehensif lain. Jadi total penggunaan modal kerja pada tahun 2006 s/d 2007 adalah Rp. 224.005.
Dari tabel 4.1 dapat diketahui pos-pos yang terjadi penurunan dan pos-pos mana saja yang mengalami kenaikan. Untuk pos-pos aktiva dan pos-pos pasiva yang mengalami kenaikkan tidak terdapat tanda bintang sedangkan yang mengalami penurunan yang terdapat tanda bintang.
Selanjutnya setelah diketahui perubahan-perubahan tiap pos-pos aktiva lancar dan kewajiban lancar maka kita dapat menyusun laporan perubahan modal
kerja. Berdasarkan tabel diatas dapat kita tentukan besarnya perubahan modal kerja yang terjadi antara tahun 2000-2001 sebagai berikut :
a. Dari neraca yang diperbandingkan, pos-pos aktiva lancar yang mengalami penurunan adalah :
Kas dan setara kas Rp. 108.461
Piutang lain-lain
Pihak ketiga Rp. 2.372
Persediaan Rp. 2.775
Sedangkan pos-pos aktiva lancar yang mengalami kenaikan adalah :
Piutang usaha :
Pihak ketiga Rp. 1.041
Piutang lain-lain :
Pihak istimewa Rp. 75
Pajak dibayar dimuka Rp. 6
Biaya dibayar dimuka Rp. 13.571
b. Untuk kewajiban lancar, pos-pos yang mengalami penurunan adalah :
Hutang bank Rp. 5.757
Hutang usaha :
Pihak istimewa Rp. 1.488
Hutang pajak Rp. 4.252
Kewajiban jangka panjang :
Hutang bank Rp. 76.280
Hutang lain-lain :
Pihak istimewa Rp. 2.438
Sedangkan untuk pos-pos kewajiban lancar yang mengalami kenaikan adalah :
Hutang usaha :
Pihak Ketiga Rp. 5.085
Beban masih harus dibayar Rp. 4.379
Pendapatan diterima dimuka Rp. 1.036
Hutang lain-lain :
Pihak ketiga Rp. 32.997
Tabel 4.4
PT. HERO SUPERMARKET Tbk
Laporan Perubahan Modal Kerja
Per 31 Desember 2006 s/d 2007.
(Dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan | 2006 | 2007 | Peningkatan | Penurunan |
AKTIVA LANCAR | | | | |
Kas dan setara kas | 293.769 | 185.308 | -- | 108.461 |
Piutang usaha : | | | | |
Pihak Ketiga | 16.833 | 17.874 | 1.041 | -- |
Piutang lain-lain : | | | | |
Pihak ketiga | 7.349 | 4.977 | -- | 2.372 |
Pihak istimewa | -- | 75 | 75 | -- |
Persediaan | 196.224 | 193.449 | -- | 2.775 |
Pajak dibayar dimuka | -- | 6 | 6 | -- |
Biaya dibayar dimuka | 16.382 | 29.953 | 13.571 | -- |
Total kewajiban lancar | 530.557 | 431.642 | 14.693 | 113.608 |
KEWAJIBAN LANCAR | | | | |
Hutang bank | 5.757 | -- | 5.757 | -- |
Hutang usaha : | | | | |
Pihak ketiga | 230.628 | 235.713 | -- | 5.085 |
Pihak istimewa | 5.150 | 3.662 | 1.488 | -- |
Hutang pajak | 12.953 | 8.701 | 4.252 | -- |
Beban masih harus dibayar | 89.830 | 94.209 | -- | 4.379 |
Kewajiban jk. panjang : | | | | |
Hutang bank | 76.280 | -- | 76.280 | -- |
Pendapatan diterima dimuka | 6.104 | 7.140 | -- | 1.036 |
Hutang lain-lain : | | | | |
Pihak ketiga | 32.724 | 65.721 | -- | 32.997 |
Pihak istimewa | 2.475 | 37 | 2.438 | -- |
Total kewajiban lancar | 461.901 | 430.936 | 90.215 | 43.497 |
Modal Kerja | 68.656 | 16.459 | | |
Perubahan Modal Kerja | | | 104.908 | 157.105 |
Penurunan Modal Kerja | | | 52.197 | -- |
Total | | | 157.105 | 157.105 |
Dari laporan perubahan modal kerja diatas, terlihat bahwa modal kerja pada akhir tahun 2007 sebesar Rp. 16.459 lebih kecil dari pada jumlah modal kerja pada akhir tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006sebesar Rp. 68.656, ini berarti ada penurunan modal kerja. Sebagaimana diuraikan diatas penurunan modal kerja sebesar Rp. 52.197 ini disebabkan karena sumbernya lebih kecil dari pada penggunaannya.
Tabel 4.5
PT. HERO SUPERMARKET Tbk.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
Per Desember 2006 s/d 2007
SUMBER (-)Taksiran restitusi pajak penghasilan Rp. 7.989 (+)Modal Saham Rp. 47.060 (+)Tambahan modal disetor Rp. 54.873 (+)Saldo laba yang di dicadangkan Rp. 5.000 (+)Saldo laba yang belum dicadangkan Rp. 56.886 Rp. 171.808 Penurunan Modal Kerja Rp. 52.197 Rp. 224.005 | PENGGUNAAN (+)Biaya dibayar di muka Rp. 14.492 (+)Aktiva pajak tangguhan Rp. 3.816 (+)Aktiva tetap Rp. 95.207 (+)Aktiva lain-lain Rp. 7.031 (-)Hutang Bank Rp. 102.667 (-)Hak Minoritas Rp. 690 (-)Akumulasi pendapat- an komprehensif lain Rp. 120 Rp. 224.005 |
(Dalam Jutaan Rupiah)
Dari laporan sumber dan penggunaan telah diketahui bahwa perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 52.197, hal ini disebabkan karena penggunaan modal kerja lebih besar dari pada sumber modal kerja yang didapatkan oleh perusahaan.
Dari analisis diatas juga terlihat bahwa penggunaan modal kerja yang paling dominan adalah untuk menutupi hutang bank yang mencapai Rp. 102.667
hal ini dikarenakan hutang tersebut yang telah jatuh tempo pada satu tahun. Selain
itu perusahaan menggunakan modal kerja untuk penambahan aktiva tetap dikarenakan perusahaan membuka 3 gerai baru pada bulan Januari dan Maret, penambahan juga terjadi pada aktiva lain-lain sebesar Rp. 7.031, penambahan aktiva pajak tangguhan sebesar Rp. 3.816, Penambahan biaya dibayar dimuka sebesar Rp. 14.492. Penggunaan ini juga dapat dilihat dari berkurangnya akumulasi pendapatan komprehensif lain sebesar Rp. 102.
Sumber modal kerja didapatkan perusahaan antara lain berasal dari penambahan modal saham sebesar Rp. 47.060, modal tersebut bertambah karena penjualan saham yang cukup meningkat dengan nilai nominal Rp. 500 per lembar saham. Selain itu perusahaan mendapatkan modal kerja dari tambahan modal disetor sebesar Rp. 54.873, bertambahnya saldo laba yang dicadangkan sebesar Rp.5000, dan juga penambahan saldo laba yang belum dicadangkan sebesar Rp. 56.886.
Tentang bagaimana perusahaan mengelola sumber modal kerja tersebut penulis akan menguraikan sebagai berikut :
Penggunaan modal kerja yang paling dominan yaitu biaya untuk menutupi hutang bank yang telah jatuh tempo pada satu tahun sebesar Rp. 102.667. Biaya untuk menutupi hutang bank tersebut dapat berasal dari :
Tambahan modal disetor Rp. 54.873
Modal disetor Rp. 47.060
Taksiran restitusi pajak penghasilan Rp. 7.989
Rp. 109.922
Saldo untuk menutupi hutang bank sebesar Rp. 109.922 – Rp. 102.667 = Rp.7.255. Sedangkan untuk menutupi membiayai penambahan aktiva lain-lain sebesar Rp. 7.031 dibiayai dari saldo untuk menutupi hutang bank sebesar Rp. 7.225 dan ini masih menyisakan saldo sebesar Rp. 224. Untuk membiayai penambahan aktiva pajak tangguhan dan untuk membiayai biaya dibayar dimuka masing-masing sebesar Rp.3.816 dan 14.492 dapat dibiayai dari saldo aktiva lain-lain sebesar Rp. 224 ditambah dengan saldo laba yang dicadangkan dan saldo laba yang belum dicadangkan sebesar Rp. 61.886 dan masih menyisakan saldo Rp. 43.802. Sedangkan untuk menutupi hak minoritas dan akumulasi pendapatan komprehensif lain masing-masing Rp. 690 dan 102. Sehingga keseluruhan saldo menjadi Rp. 43.010. Dari analisis tersebut tampaknya perusahaan masih membutuhkan modal sebesar Rp. 52. 197 untuk membiayai aktiva tetap sebesar Rp. 95.207.
Jadi secara keseluruhan penggunaan modal kerja yang berjumlah Rp. 224.005 masih lebih besar dari pada sumber modal kerja yang didapatkan yang hanya mmencapai Rp. 171.808. Sehingga kelebihan penggunaan modal kerja telah menyebabkan penurunan modal kerja sebesar Rp. 52.197. Ini berarti kebijakan perusahaan dalam pengadaan modal kerja tidak mencukupi. Maka kemungkinan yang akan terjadi jika dilihat dari sifat dan tipe perusahaan, bila sifat perusahaan tersebut perusahaan tersebut perusahaan industri maka perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan terutama untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Karena PT. Hero Supermarket bukan perusahaan industri, maka PT. Hero Supermarket masih bisa membiayai sebagian operasi perusahaannya sehari-hari yang didapat dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan transaksinya sehari-hari.
2. Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Untuk Tahun 2007/2008
Untuk dapat mengetahui atau mnentukan besarnya perubahan modal kerja baik secara total maupun masing-masing pos unsur modal kerja, serta untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal kerja selama periode bersangkutan maka diperlukan data neraca yang akan diperbandingkan. Dalam hal ini neraca yang akan diperbandingkan oleh penulis adalah neraca per 31 Desember 2001/2002.
Tabel 4.6
PT. HERO SUPERMARKET Tbk.
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
Per 31 Desember 2007/2008
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan | 2007 | 2008 | Naik/Turun |
AKTIVA LANCAR | | | |
Kas dan setara kas | 185. 308 | 160.719 | *24.589 |
Piutang usaha : | | | |
Pihak ketiga | 17.874 | 30.066 | 12.192 |
Piutang lain-lain : | | | |
Pihak ketiga | 4.977 | 34.121 | 29.144 |
Pihak istimewa | 75 | 102 | 27 |
Persediaan | 193.449 | 247.980 | 54.531 |
Pajak dibayar dimuka | 6 | 5.895 | 5.889 |
Biaya dibayar dimuka | 29.953 | 46.525 | 16.299 |
Total aktiva lancar | 431.642 | 525.135 | 93.493 |
AKTIVA TIDAK LANCAR | | | |
Biaya dibayar dimuka | 28.979 | 24.933 | *4.046 |
Aktiva pajak tangguhan | 14.974 | 20.226 | 5.252 |
Aktiva tetap | 331.198 | 359.972 | 28.774 |
Aktiva lain-lain | 27.404 | 33.342 | 5.938 |
Total aktiva tidak lancar | 402.555 | 438.473 | 35.918 |
Total aktiva | 834.197 | 963.608 | 129.411 |
KEWAJIBAN DAN EKUITAS | | | |
KEWAJIBAN LANCAR | | | |
Hutang usaha : | | | |
Pihak ketiga | 235.713 | 316.539 | 80.826 |
Pihak istimewa | 3.662 | 3.847 | 185 |
Hutang pajak | 8.701 | 17.193 | 8.492 |
Beban yang masih harus dibayar | 94.209 | 109.530 | 15.321 |
Pendapatan diterima dimuka | 7.140 | 9.504 | 2.364 |
Hutang lain-lain : | | | |
Pihak ketiga | 65. 721 | 56.558 | *9.163 |
Pihak istimewa | 37. | 1.252 | 1.215 |
Total kewjiban lancar | 415.183 | 514.423 | 99.240 |
HAK MINORITAS | 246 | 247 | 1 |
EKUITAS | | | |
Modal saham | 164.710 | 164.710 | -- |
Tambahan modal disetor | 71.225 | 71.225 | -- |
Saldo laba yang dicadangkan | 5.000 | 5.000 | -- |
Saldo laba yang belum dicadangkan | 177.260 | 207.865 | 30.605 |
Akum. Pendapatan komprehensif lain | 573 | 138 | *435 |
Total ekuitas | 418.768 | 448.938 | 30.170 |
Total kewajiban dan ekuitas | 834.197 | 963.609 | 129.411 |
Tabel 4.7
Sumber Modal Kerja Tahun 2007/2008
(Dalam Jutaan Rupiah)
Biaya dibayar dimuka | Rp. 4.046 |
Saldo laba yang belum dicadangkan | Rp. 30.605 |
Hak minoritas | Rp. 1 |
Total Sumber Modal Kerja | Rp. 34.562 |
Dari tabel diatas aktiva tidak lancar berkurang Rp. 4.046 yang berasal dari biaya dibayar dimuka, ekuitas bertambah Rp. 30.605 yang beraasal dari saldo laba yang belum dicadangkan, dan hak minoritas bertambah Rp.1. jadi total sumber modal kerja tahun 2001/2002 adalah Rp. 34.562.
Tabel 4.8
Penggunaan Modal Kerja Tahun 2007/2008
(Dalam Jutaan Rupiah)
Aktiva pajak tangguhan | Rp. 5.252 |
Aktiva tetap | Rp. 28.774 |
Aktiva lain-lain | Rp. 5.938 |
| Rp. 39.964 |
Akumulasi pendapatan komprehensif lain | Rp. 435 |
Total Penggunaan Modal Kerja | Rp. 40.399 |
Dari tabel diatas aktiva tidak lancar bertambah Rp. 39.964 yang berasal dari aktiva pajak tangguhan, aktiva tetap, and aktiva lain-lain. Ekuitas berkurang Rp. 435 yang berasal dari akumulasi pendapatan komprehensif lain. Jadi total penggunaan modal kerja tahun 2001/2002 adalah Rp. 40.399.
Dari tabel 4.6 dapat diketahui pos-pos mana yang terjadi penurunan dan pos-pos mana saja yang mengalami kenaikan . Untuk pos-pos aktiva yang mengalami peningkatan tidak terdapat tanda bintang sedang yang mengalami penurunan menggunakan tanda bintang.
Selanjutnya setelah diketahui perubahan tiap pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar maka kita dapat menyusun laporan perubahan modal kerja.
Berdasarkan tabel diatas dapat kita tentukan besarnya perubahan modal kerja yang terjadi antara tahun 2001-2002 sebagai berikut :
a. Dari neraca yang diperbandingkan, pos-pos aktiva lancar yang mengalami penurunan adalah :
Kas dan setara kas Rp. 24.589
Sedangkan pos-pos yang mengalami kenaikan adalah :
Piutang usaha :
Pihak ketiga Rp. 12.192
Piutang lain-lain :
Pihak ketiga Rp. 29.144
Pihak istimewa Rp. 27
Persediaan Rp. 54.531
Pajak dibayar dimuka Rp. 5.889
Biaya dibayar dimuka Rp. 16.299
b. Untuk kewajiban lancar, pos-pos yang mengalami penurunan adalah :
Hutang lain-lain :
Pihak ketiga Rp. 9.163
Sedangkan untuk pos-pos kewajiban lancar yang mengalami kenaikan adalah :
Hutang usaha :
Pihak ketiga Rp. 80.826
Pihak istimewa Rp. 185
Hutang pajak Rp. 8.492
Beban yang masih harus dibayar Rp. 15.321
Pendapatan diterima dimuka Rp. 2.364
Hutang lain-lain :
Pihak istimewa Rp. 1.215
Dari perubahan pos-pos diatas maka baru dapat dibuat lapopran perubahan modal kerja sebagai berikut :
Tabel 4.9
PT. HERO SUPERMARKET Tbk.
Laporan Perubahan Modal Kerja
Per 31 Desember 2007/2008
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan | 2007 | 2008 | Peningkatan | penurunan |
AKTIVA LANCAR | | | | |
Kas dan setara kas | 185.308 | 160.719 | -- | 24.589 |
Piutang usaha : | | | | |
Pihak Ketiga | 17.874 | 30.066 | 12.192 | -- |
Piutang lain-lain : | | | | |
Pihak ketiga | 4.977 | 34.121 | 24.144 | -- |
Pihak istimewa | 75 | 102 | 27 | -- |
Persediaan | 193.449 | 247.980 | 54.531 | -- |
Pajak dibayar dimuka | 6 | 5.895 | 5.889 | -- |
Biaya dibayar dimuka | 29.953 | 46.252 | 16.299 | -- |
Total aktiva lancar | 431.62 | 525.135 | 118.082 | 24.589 |
KEWAJIBAN LANCAR | | | | |
Hutang usaha : | | | | |
Pihak ketiga | 235.713 | 316.539 | -- | 80.826 |
Pihak istimewa | 3.662 | 3.847 | -- | 185 |
Hutang pajak | 8.701 | 17.193 | -- | 8.492 |
Beban dibayar dimuka | 94.209 | 109.530 | -- | 15.321 |
Pendapatan diterima dimuka | 7.140 | 9.504 | -- | 2.364 |
Hutang lain-lain : | | | | |
Pihak ketiga | 65.721 | 56.558 | 9.163 | -- |
Pihak istimewa | 37 | 1.252 | -- | 1.215 |
Total kewajiban lancar | 415.183 | 514.423 | 9.163 | 108.403 |
Modal Kerja | 16.459 | 10.712 | | |
Perubahan Modal Kerja | | | 127.245 | 132.992 |
Penurunan Modal Kerja | | | 5.747 | -- |
Total | | | 132.992 | 132.992 |
Dari laporan perubahan modal kerja diatas terlihat bahwa modal kerja pada akhir tahun 2002 sebesar Rp. 10.712 lebih kecil dari pada jumlah modal kerja pada akhir tahun sebelumnya yaitu tahun 2001 sebesar Rp. 16.459. Ini berarti ada penurunan modal kerja sebesar Rp. 5.747. Ini disebabkan sumbernya lebih dari pada penggunaannya.
Tabel 4.10
PT HERO SUPERMARKET Tbk.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
Per 31 Desember 2007/2008
(Dalam Jutaan Rupiah)
SUMBER (-)Biaya dibayar dimuka Rp. 4.046 (+)Saldo laba yang belum dicadangkan Rp. 30.605 (+)Hak Minoritas Rp. 1 Rp. 34.562 Penurunan Modal Kerja Rp. 5.747 Rp. 40.339 | PENGGUNAAN (+)Aktiva pajak tangguhan Rp. 5.252 (+)Aktiva tetap Rp. 28.774 (+)Aktiva lain-lain Rp. 5.938 (-)Akumulasi pendapatan Komprehensif lain Rp. 435 Rp. 40.399 |
Dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja telah diketahui bahwa perusahaan mengalami penurunan modal kerja sebesar Rp. 5.747. Hal ini disebabkan karena penggunaan lebih besar dari padasumber modal kerja yang didapatkan oleh perusahaan.
Dari hasil analisis diatas juga dapat terlihat diatas juga dapat terlihat bahwa penggunaan modal kerja yang palingdominan adalah penambahan aktiva tetap dimana penggunaan modal kerja tersebut mencapai Rp. 28.774. Hal ini disebabkan karena perusahaan mempunyai rencana untuk membuka gerai baru, baik diJakarta maupun dibeberapa kota besar lainnya, dan perusahaan juga akan merenovasi beberapa gerai. Selain itu perusahaan menggunakan modal kerja untuk penambahan aktiva pajak tangguhan sebesar Rp. 5.252, serta penambahan aktiva lain-lain sebesar Rp. 5.938. Dan juga dapat dilihat adanya biaya untuk menutupi akumulasi pendapatan komprehensif lain sebesar Rp. 435.
Sumber-sumber modal kerja yang didapatkan perusahaan antara lain berasal dari biaya dibayar dimuka yang berkurang sebesar Rp. 4.046. Selain itu perusahaan juga mendapatkan modal kerja yang berasal dari Hak minoritas yang bertambah sebesar Rp.1, serta saldo laba yang belum dicadangkan yang sebesar Rp. 30.605.
Tentang bagaimana perusahaan mengelola sumber modal kerja tersebut penulis akan menguraikannya sebagai berikut :
Penggunaan modal kerja yang paling dominan adalah penambahan aktiva tetap sebesar Rp.28.774. Penambahan aktiva tetap ini dapat dibiayai dari sumber-sumber modal kerja sebesar Rp. 34.656. Saldo pembiayaan aktiva tetap ini sebesar Rp. 5.878. Sedangkan untuk membiayai aktiva pajak tangguhan sebesar Rp. 5.252 dapat dibiayai dari saldo aktiva tetap sebesar Rp. 5.878. Pembiayaan untuk aktiva pajak tangguhan ini masih menyisakan saldo sebesar Rp. 626. Dan saldo ini dapt digunakan untuk menutupi akumulasi pendapatan komprehensif lain sebesar Rp. 435. Jadi keseluruhan saldo menjadi Rp.191. Dari analisis tersebut tampaknya perusahaan masih membutuhkan modal kerja Rp. 5.747 untuk membiayai aktiva lain-lain sebesar Rp. 5.938.
Jadi secara keseluruhan penggunaan modal kerja yang berjumlah Rp. 40.339 masih lebih besar dari pada sumber modal kerja yang didapatkan hanya yang sebesar Rp. 34.652. Sehingga kelebihan penggunaan modal kerja telah menyebabkan penurunan modal kerja sebesar Rp. 5.747. Dari hasil tersebut penurunan modal kerja pada tahun 2001/2002 sebesar Rp. 5.747 lebih kecil dibandingkan dengan penurunan modal kerja pada tahun 200/2001 yang sebesar Rp. 52.197. Dalam hal ini kebijakan perusahaan dalam pengadaan modal kerja masih belum mencukupi. Maka kemungkinan yang akan terjadi jika dilihat dari sifat perusahaan atau tipe perusahaan, bila sifat perusahaan tersebut perusahaan industri maka perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan terutama untuk membiayai operasinya sehari-hari. Karena PT. Hero Supermarket bukan perusahaan industri, melainkan perusahaan dagang maka PT. Hero Supermarket masih bisa membiayai sebagian operasi perusahaannya sehari-hari yang didapat dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan dari hasil transaksinya sehari-hari.
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Besarnya sumber modal kerja untuk tahun 2006/2007 sebesar Rp. 171.808 (Dalam Jutaan Rupiah). Sedangkan besarnya sumber modal kerja untuk tahun 2006/2007 sebesar Rp. 34.652 (Dalam Jutaan Rupiah).
2. Besarnya penggunaan modal kerja yang digunakan untuk tahun 2006/2007 sebesar Rp. 224.005 (Dalam Jutaan Rupiah). Sedangkan penggunaan modal kerja yang digunakan untuk tahun 2007/2008 sebesar Rp. 40.399 (Dalam Jutaan Rupiah).
3. Penurunan modal kerja pada tahun 2007/2008 dan 2007/2008 dikarenakan lebih besarnya penggunaan terhadap modal kerja dibandingkan dengan sumber modal kerja yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena modal kerja tersebut dialokasikan untuk menambah investasi pada aktiva tetap dan membayar hutang tidak lancar. Hal ini disebabkan karena modal kerja tersebut dialokasikan untuk menambah investasi pada aktiva tetap dan membayar hutang tidak lancar. Karena itu modal kerja tahun 2006/2007 terjadi penurunan modal kerja sebesar Rp. 52.197. Begitupun modal kerja pada tahun 2006/2007 terjadi penurunan modal kerja sebesar Rp. 5.747.
5.2. SARAN
Dengan demikian berdasarkan kesimpulan yang penulis buat maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada pihak perusahaan sebagai berikut :
1. Sehubungan dengan penambahan aktiva tetap, perusahaan sebaiknya meninjau kembali kebijakannya tersebut. Sementara untuk kerugian yang diderita perusahaan pihak manajemen perlu mencermati keputusan yang berkaitan dengan pengendalian piutang, kas, dan persediaaan untuk kemudian diperbaiki.
2. Untuk menambah aktiva lancar berupa kas ada baiknya dilakukan penjualan aktiva tetap berupa tanah, gedung/bangunan, mesin peralatan yang tidak produktif sehingga dapat menambah modal kerja.
3. Untuk mengantipasi penurunan modal kerja perlu tambahan dana dari luar, baik dengan jangka pendek maupun jangka panjang.
2 komentar:
Daftar pustakanya di posting dong
trimakasih udah share tpi boleh skalian ama referensinya.... hehehe
Posting Komentar