Sabtu, 05 Desember 2009

Pengembangan Sistem Dengan Metode Alternatif

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1            Latar Belakang Masalah

 

Pengembangan system dengan metode SDLC tidak selalu cocok untuk semua keadaan. Untuk keadaan dimana system informasi harus segera digunakan, pengembangan dengan metode SDLC yang membangun system dengan waktu yang lama sudah tidak tepat lagi. Misalnya dibutuhkan system informasi yang harus segera digunakan. Jika dikembangkan dengan SDLC maka system ini hanya dapat digunakan jika sudah selesai dikembangkan. Oleh karena itu, untuk kasus-kasus tertentu, diperlukan metode pengembangan system yang lain. Pengembangan system metode alternatif ini dapat berupa pengembangan system metode:

*      Pemilihan Model Pengembangan Sistem Informasi

*      Perbandingan Metode Konvensional dengan Metode Alternatif

*      Paket

*      Outsourcing

*      End - User Development

*      Prototyping

 

1.2 Rumusan Masalah

            Pada umumnya materi pengembangan system teknologi informasi metode alternative menjelaskan atau menerangkan ada dua konsep pada penelitian atau pengembangan yaitu Metode Konvensional dan Metode Alternatif. Dengan metode pengembangan secara konvensional, yaitu metode SDLC (Sistem development life cycle), STI di kembangkan oleh analisis system. Analisis system (system analyst). Pemakai system dapat menerima informasi yang dibutuhkan baik secara off line maupun online.

 

 

            Sedangkan pada metode alternativ dapat berupa pengembangan system metode paket (package), metode prototype (prototyping), metode pengembangan oleh pemakai  (end – user computing atau end user development) dan metode outsourcing. Dengan memperhatikan kekurangan – kekurangan dan kelebihan- kelebihan pada empat metode berbeda. Sesuai dengan proyek yang bersangkutan atau penelitian.

 

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan di dalam mata kuliah Pengantar Teknologi SIM 1, maka dalam penulisan ini hanya di batasi pada “Pengembangan Sistem Informasi Teknologi Alternatif”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pemilihan Metode Pengembangan Sistem Informasi

            Beberapa factor menentukan pemilihan metode pengembangan system teknologi informasi. Factor-faktor tersebut antara lain:

*      Ketersediaan paket,

*      Sumber daya system teknologi informasi,

*      Dampak dari system, dan

*      Jadwal pemakaian system.

 

Prioritas pertama pemilihan metode pengembangan system teknologi informasi (STI) umumnya adalah jatuh pada paket. Ketersediaan paket perlu diperiksa. Banyak paket yang tersedia untuk aplikasi paket yang umum, misalnya aplikasi akuntansi, operasi-operasi pokok perbankan, dan lainnya. Untuk aplikasi yang khusus, misalnya DSS untuk permasalahan yang unik, biasanya tidak tersedia paketnya, sehingga harus dikembangkan sendiri.

Jika paket tidak tersedia, prioritas kedua biasanya jatuh pada outsourcing. Penentuan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing) atau akan dikembangkan sendiri (insourcing) ditentukan oleh factor kemampuan sumber daya (resources) dari department system teknologi informasi. Jika departemen STI tidak mempunyai sumber daya yang baik, misalnya tidak mempunyai analis dan pemrogram yang berkualitas dan tidak mempunyai teknologi yang memadai, pilihan biasanya jatuh pada outsorcing.

Metode berikutnya yang perlu dipertimbangkan setelah metode EUC adalah metode prototipyng. Pertimbangan metode ini adalah jadwal pemakaian STI yang harus segera tidak dapat menunggu terlalu lama lagi. Metode prototipyng banyak digunakan untuk mengembangkan STI yang harus segera dioperasikan jika tidak proses pengambilan keputusan akan menjadi terlambat.Jika jadwal pemakain system masih lama dalam arti STI tidak harus diselesaikan dan dioperasikan dengan segera, metode

SDLC dapat dipilih. Diagram alir berikut ini menunjukan proses pemilihan metode pengembangan STI berdasarkan factor-faktor yang dipertimbangkan:

mulai

 

                                                                 

                                                                                        

Paket tersedia?

 


Paket

                                                                         

                                                                                                      

Sumber daya STI ?

 

 


Outsourcing

                                                                           

 


                                                                                                      

 

SDLC

Dampak STI?

 

Jadwal Pemakaian?

EUC

Prototyping

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


selesai

                                                                                     

 

Gambar 10.1 Pemilihan metode-metode pengembangan STI

 

2.2 Perbandingan Metode Konvensional dengan Metode Alternatif

 

Dengan metode pengembangan secara konvensional, yaitu metode SDLC (system development life cycle), STI dikembangkan oleh analis system. Analis system (system analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan system secara professional. Alasan menggunakan analis system di metode SDLC adalah karena metode ini digunakan untuk mengembangkan system teknologi informasi yang kompleks. STI yang kompleks perlu di analis oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga permasalahan dapat di pecahkan dan kebutuhan pemakai system dapat diidentifikasi dengan benar. Setelah STI berhasil dikembangkan oleh analis system, STI ini umumnya dioperasikan oleh departemen system informasi. Pemakai system dapat menerima informasi yang dibutuhkan baik secara off-line, yaitu dengan menerima informasi yang didistribusikan oleh departemen system informasi secara periodic atau secara on-line, yaitu dengan mengakses informasi melalui terminal di pemakai system ke basis data di departemen system informasi.

Pengembangan STI model outsourcing dilakukan oleh pihak ketiga dan sekaligus dioprasikan oleh pihak ketiga. Pemakai sistem dapat menggunakan STI ini dengan menerima informasi secara periodik oleh pihak ketiga atau dapat menggunakan terminal yang dihubungkan ke tempat pihak ketiga yang mengoprasikan STI ini.

     Table berikut ini menunjukkan perbedaan siapa yang mengembangkan dan siapa yang mengoprasikan antara metode – metode pengembangan sistem yang ada

Pengembangan sistem

Yang mengembangkan

Yang mengoprasikan

SDLC

Analisis sistem

Departemen sistem informasi

Paket

Pihak ketiga

Departemen sistem informasi/ Pemakai sistem

Prototyping

Analis sistem

Pemakai sistem

End user computing

Pemakai sistem

Pemakai sistem

Outsourching

Pihak ketiga

Pihak ketiga

 

2.3 Paket

     Paket yang tersedia dapat berupa program aplikasi yang sederhana, misalnya hanya aplikasi penggajian atau aplikasi persediaan saja di fungsi akuntansi sampai ke program aplikasi yang lengkap dan komplek misalnya ERP. Jika paket tersedia, perusahaan tidak perlu merancang dan menulis sendiri program aplikasinya.

   2.3.1 Memilih Paket

     Di dalam memilih paket, tiga faktor perlu di perhatikan. Faktor – faktor ini adalah sebagai berikut ini.

1.      Spesifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Spesifikasi merupakan kemampuan paket yang dibutuhkan oleh perusahaan.

2.      Ketersediaan paket.

       Setelah spesifikasi perusahaan sudah dapat diidentifikasikan, perusahaan dapat    mencari   paket aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

3.      Mengevaluasi kebutuhan paket.

Dari beberapa paket yang tersedia yang memenuhi kebutuhan perusahaan, paket yang dipilih harus yang paling baik dalam arti yang kemampuan paketnya paling memenuhi kebutuhan perusahaan. Beberapa kriteria harus di perhatikan dalam mengevaluasi kemampuan paket.

  Kriteria – kriteria ini adalah sebagai berikut (didasarkan pada  Laudon and Laudon, 1966).

a.                                                                               Fungsi yang ditawarkan.

b.                                                                              Fleksibilitas.

c.                                                                               Kemudahan dipakai.

d.                                                                              Perangkat keras dan perangkat lunak dukungan.

e.                                                                               Karakteristik file dan basis data.

f.                                                                               Instalasi.

g.                                                                              Perawatan.

h.                                                                              Dokumentasi.

i.                                                                                Kualitas Penjual.

j.                                                                                Biaya.

Gambar Pemilihan Paket

 

Spesifikasi yang dibutuhkan perusahaan

Paket yang dipilih

Persediaan paket

Mengevaluasi kemampuan paket

Gunakan paket tanpa perubahan

Modifikasi paket

Modifikasi Organisasi

 

 

Tiga hal dapat dilakukan oleh perusahaan setelah paket yang dicari ditemukan dan dipilih yaitu sebagai berikut ini.

1.      Paket digunakan tanpa perubahan.

           Paket seperti ini biasanya adalah paket yang sederhana atau paket untuk aplikasi yang umum, misalnya paket untuk aplikasi akuntansi (misalnya MYOB, DacEasy, Peachtree dan lainnya) biasanaya bersifat umum dan dapat di gunakan di hampir semua organisasi tanpa harus di adakan modifikasi.

2.      Paket di modifikasi.

           Kasus ini biasanya dilakukan jika:

a.       Kebutuhan yang di minta oleh perusahaan belum dapat di penuhi oleh paket yang di pilih.

b.      Yang di anggap benar adalah proses dari perusahaan bukan proses dari paket sehingga paket harus menyesuaikan perusahaanya.

 

3.      Perusahaan yang di modifikasi.

Kasus ini merupakan kebalikan dari kasus di atas. Kasus ini biasanya di lakukan jika :

a.       Kebutuhan yang diminta sudah dipenuhi oleh paket yang dipilih.

b.      Yang dianggap benar adalah proses dari paket bukan proses dari perusahaan sehingga perusahaan yang harus disesuaikan.

Proses ini biasanya dilakukan jika perusahaan akan mengadakan rekayasa proses bisnis (business process reengineering atau BPR) melalui penggunaan teknologi sistem informasi. BPR merupakan perubahan proses yang radikal dan dipercaya akan lebih efektip jika di gunakan sistem teknologi informasi.

 

2.3.2 Kelebihan- kelebihan dan kekurangan – kekurangan paket

     Paket mempunyai beberapa kelebihan – kelebihan sebagai berikut ini.

1.      Kualitas paket yang baik.

Kualitas dari paket dapat di andalkan karena paket dikembangkan oleh team yang berkualitas, dikembangkan dengan biaya yang cukup mahal dan sudah di uji kualitasnya sebelum paket dijual atau telah diperbaiki terus – menerus dari keluhan- keluhan pemakai. Kualitas dari paket juga dapat diuji dan dibandingkan dengan paket – paket lainnya sebelum paket dibeli.

2.      Dapat digunakan seketika.

Keunggulan lain dari paket adalah tidak perlu dikembangkan lagi dan siap digunakan.

3.      Harga paket relatif murah.

Walaupun harga pengembangan paket mahal, tetapi paket dijual dan dibeli oleh banyak pembeli, sehingga harga per paketnya dapat menjadi relatif sangat murah dibandingkan jika harus mengembangkan sendiri.

4.      Dapat digunakan untuk rekayasa ulang proses bisnis.

Karena hasil dari paket sudah jadi, maka dapat dipilih paket-paket yang merupakan “best practice” yaitu paket dengan proses bisnis yang terbaik yang pernah diterapkan di suatu organisasi. Rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering atau BPR) dapat dilakukan dengan menerapkan paket “best practice” dan memodifikasi organisasi untuk mengikuti proses dari paket.

5.      Kompatibel dengan sesama pengguna paket.

Karena menggunakan model basis data yang sama, maka sesame pengguna paket dapat saling bertukar data dengan mudah.

Paket juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut ini :

1.      Tidak sesuai untuk aplikasi yang unik. Untuk aplikasi yang unik, jika paket tersedia, biasanya masih harus dimodifikasi untuk disesuaikan dengan aplikasinya.

2.      Perbaikan, modifikasi dan pengembangan paket sulit dikerjakan sendiri. Jika terjadi kesalahan-kesalahan proses, perubahan-perubahan dan penambahan-penambahan di paket akan sulit dilakukan disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut ini :

a.       Merubah kode program lebih sulit dibandingkan jika harus membuatnya.

b.      Kode- kode program di paket biasanya sudah dikompilasi dalam bahasa mesin yang sulit dibaca.

3.      Basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya. Paket umumnya menggunakan program yang tertentu dengan struktur basis data yang unik dan berbeda dengan struktur basis data lainnya, sehingga basis data paket tidak kompatibel dengan basis data lainnya.

4.      Ketergantungan dari pemasok. Ketergantungan dengan pemasok juga merupakan masalah dari paket jika pemasok tidak dapat diandalkan di masa depan.

5.      Tidak memberikan keuntungan kompetisi. Paket umumnya digunakan oleh banyak pemakai, sehingga keuntungan kompetisi dari paket menjadi hilang, karena pesaing juga dapat menggunakannya.

 

 

2.4 Outsourcing   

Jika paket tidak tersedia, prioritas kedua biasanya jatuh pada outsourcing. Penentuan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing) atau akan dikembangkan sendiri (insourcing) ditentukan oleh factor kemampuan sumber daya (resources) dari departemen system teknologi informasi. Jika departemen STI tidak mempunyai sumber daya yang baik, misalnya tidak mempunyai analis dan pemrogram yang berkualitas dan tidak mempunyai teknologi yang memadai, pilihan biasanya jatuh pada outsourcing.

 

 

 

2.4.1  Kelebihan-kelebihan dan Kekurangan-kekurangan Outsourcing

Outsourcing menjadi pilihan karena mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan sebagai berikut ini :

1.      Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer menerima jasa dari perusahaan lainnya sehingga biaya tetap outsourcer dapat dibagi ke beberapa perusahaan.

2.      Mengurangi waktu proses, karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan.

3.      Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri secara internal, karena outsourcer memang spesialisasi dan ahli di bidang tersebut.

4.      Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan piahak outsourcer mempunyainya.

5.      Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dan transfer pengetahuan yang dimiliki oleh outsourcer.

6.      Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi

7.      Mengurangi resiko kagagalan investasi yang mahal.

8.      Penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika ini terjadi, perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat – saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak di manfaatkan pada waktu yang lainnya.

9.      Perusahaan dapat memfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting.

Disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh outsourcing, beberapa kelemahan juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan ini adalah sebagai berikut ini.

1.      Jika aplikasi yang di-outsource  adalah aplikasi yang stratejik, maka dapat ditiru oleh pesaingnya yang juga dapat ditiru oleh pesaingnya yang jug a dapat menjadi klien dari outsourcer yang sama.

2.      Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di outsource-kan. Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika terjadi gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada di outsourcer  yang harus di hubungi terlebih dahulu.

3.      Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak kendali di dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.

4.       Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan mengoperasikan aplikasi tersebut.

 

2.4.2  Keputusan Insourcing lawan Outsourcing

Keputusan untuk mengembangkan sendiri sistem informasinya disebut dengan insourcing dan keputusan untuk menyerahkan kepada pihak ketiga pengembangan sistem dan operasi dari sistem merupakan keputusan outsourcing. Perusahaan melakukan keputusan insourcing atau outsourcing berdasarkan beberapa hal, seperti misalnya berdasarkan jumlah budjet yang dianggarkan, berdasarkan keputusan stratejik, berdasarkan kontribusi aktivitas TI tersebut terhadap operasi dan posisi bisnis dan berdasarkan atas analisis strategic grid.

 

Berdasarkan Besarnya Budjet

Dari keputusan insourcing  atau ousourcing dapat ditentukan sebagai berikut ini.

1.      De facto insourcing.

Keputusan ini merupakan keputusan 100% budjet untuk insourcing yaitu semua pengembangan sistem dan operasinya dilakukan oleh internal organisasi, yaitu biasanya dilakukan oleh departemen sistem informasi atau departemen TI.

2.      Total in-sourcing.

Keputusan ini merupakan keputusan sebagian besar (sekitar 80% budjet) dari pengembangan dan kegiatan operasi TI dilakukan secara internal oleh departemen TI.

3.      Selective outsourcing.

Keputusan ini merupakan keputusan sebagian besar (sampai dengan 80% budget) pengembangan dan operasi TI yang diseleksi dikembangkan dan dioperasikan oleh penyedia jasa outsourcing.

 

 

 

4.      TotaL outsourcing.

Keputusan ini adalah menyerahkan sebagian besar (lebih dari 80% budget) pengembangan dan operasi kegiatan IT kepada penyedia jasa luar.

 

Berdasarkan Jenis Aplikasinya : Strategik dan Kritikal

Selain outsourcing sekarang menjadi alternative untuk dipilih, tidak setiap aplikasi tepat untuk di outsource-kan. Petuah konvensional mengatakan bahwa aplikasi-aplikasi yang dapat di outsource-kan adalah aplikasi-aplikasi yang jenisnya tidak strategic dan tidak kritikal seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Menurut petuah konvensional ini, jika aplikasi bersifat strategic dan di outsource-kan, maka akan kehilangan keuntungan kompetisinya sehingga tidak menjadi strategic lagi. Kehilangan keuntungan kompetisinya karena outsource dapat menyediakan jasa semacam kepada pesaing, sehingga pesaing dapat mempunyai aplikasi yang sama.

 

            Petuah konvensional juga menyarankan untuk tidak mengoutsource-kan aplikasi-aplikasi yang kritis, dengan alasan jika terjadi gangguan dengan aplikasinya, maka akan sangat terlambat untuk diperbaiki karena aplikasi tersebut dikerjakan di tempat outsourcer yang terpisah dari tempat perusahaan. Contoh aplikasi-aplikasi yang dapat dioutsource-kan adalah aplikasi penggajian yang tidak bersifat strategik yang boleh ditiru oleh pesaing dan tidak kritikal karena jika ada gangguan dan terlambat beberapa saat tidak akan mengganggu kinerja perusahaan. Contoh lainnya adalah aplikasi akuntansi. Contoh aplikasi yang tidak boleh dioutsource-kan misalnya adalah aplikasi reservasi tiket pesawat terbang.

Untuk mengoperasikan aplikasi ini, CSC menggunakan mainframe dengan kecepatan 72MIPS. CSC mengembangkan suatu sistem yang baru disebut dengan Dealer Computer Architecture Strategy telah mengurangi waktu pencarian suku cadang dari 20 menit menjadi 2 detik.

            Aplikasi yang di-outsource-kan oleh Ford of Europe ini merupakan aplikasi yang stratejik dan kritikal. Ford of Europe meng-outsource-kan aplikasi ini dengan mengatasi faktor stratejik dan faktor kritikal. Faktor stratejik diatasi oleh Ford of Europe dengan membuat kontrak kepada outsourcer untuk tidak menerima pekerjaan yang sama untuk perusahaan yang sejenis di industri. Ford of Europe juga mengijinkan outsourcer menggunakan komputer mainframe milik Ford untuk digunakan melayani outsourcing perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan outsourcer, yaitu CSC mempunyai banyak klien besar lainnya seperti British Airways dan CSC menggunakan komputer mainframe milik Ford  untuk melaksanakan bisnisnya. CSC  akan berpikir banyak untuk melanggar kontrak dengan Ford untuk tidak menerima pekerjaan outsourcing untuk perusahaan yang sejenis dengan Ford. Jika CSC melanggar kontrak ini dan putus hubungan kerja dengan Ford, maka CSC akan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan komputer mainframe milik Ford. Dengan demikian nilai stratejik dari aplikasi Ford tidak akan hilang untuk digunakan oleh pesaingnya. Faktor kritikal diatasi oleh Ford dengan menyediakan tempat di perusahaan Ford sendiri dan menganggap karyawan CSC yang mengoperasikan aplikasi sebagai layaknya anggota team internal. Dengan demikian jika terdapat gangguan terhadap aplikasi akan mudah dan cepat diatasi.

 

 

Berdasarkan Kontribusi Aktivitas TI terhadap Operasi dan Posisi Bisnis.

 

Keputusan apakah system teknologi informasi akan di-outsource atau di-insource dapat juga ditentukan dengan kontribusi aktivitas TI tersebut terhadap operasi dan posisi bisnis. Dengan demikian terdapat dua dimensi untuk mengevaluasi keputusan outsourcing ini, yaitu sebagai berikut:

 

1.      Kontribusi TI terhadap posisi bisnis, terdiri dari:

a.       Diferensiasi (differentiation), yaitu aktivitas TI memberi  yaitu aktivitas TI memberi kontribusi posisi bisnis yang stratejik yang dapat membuat perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.

b.      Komoditas (commodity), yaitu aktivitas TI hanya seperti komoditas biasa tidak menyumbangkan posisi stratejik pada perusahaan.

2.      Kontribusi TI terhadap operasi bisnis, terdiri dari:

a.       Kritikal (critical), yaitu TI digunakan untuk operasi bisnis yang kritikal.

b.      Berguna (useful), yaitu TI sangat berguna untuk digunakan pada operasi bisnis, tetapi bukan untuk operasi bisnis yang kritikal.

 

Dari dua dimensi ini dapat diperoleh empat kategori kontribusi TI terhadap operasi dan posisi bisnis sebagai berikut ini:

E  Diferensiasi Kritikal (critical differentiation).

Aktivitas TI dapat memberikan kontribusi posisi stratejik pada perusahaan dan pada operasi yang kritikal, sehingga aplikasi TI harus dikembangkan dan dioperasikan sendiri di dalam perusahaan. Kategori ini disebut insource.

E  Komoditas Kritikal (critical commodities).

Aktivitas TI digunakan untuk operasi perusahaan yang kritikal tetapi tidak memberikan posisi yang stratejik pada perusahaan. Apikasi TI semacam ini dapat di-outsource-kan, sejauh masalah kritikal yang mungkin terjadi harus dipikirkan dan diatasi. Kategori ini disebut best source.

 

 

 

E  Komoditas Berguna (useful commodities).

Aktivitas TI tidak digunakan untuk operasi yang kritikal dan tidak memberikan posisi stratejik pada perusahaan. Aplikasi TI semacam ini sangat mungkin untuk di-outsource-kan. Kategori ini disebut dengan outsource.

E  Diferensiasi Berguna (useful differentiation).

Aktivitas TI tidak digunakan untuk operasi yang kritikal tetapi memberikan posisi stratejik pada perusahaan. Aplikasi TI semacam ini sebaiknya tidak untuk di-outsource-kan. Kategori ini disebut dengan eliminate atau migrate.

kontribusi aktivitas TI terhadap oprasi bisnis

Kritikal

 

 

Komoditas Kritikal (Best Source)                     2

Diferensiasi Kritikal (Insource)                         1

Berguna

Komoditas Berguna (Outsource)                 3

Diferensiasi Berguna (Eliminate atau Migrate)                   4

 

komoditas

Diferensiasi

kontibusi aktivitas TI terhadap posisi bisnis

 

Gambar 10.4.  Keputusan Outsourcing Berdasarkan Posisi dan Operasi Bisnis.

Berdasarkan Analisis Strategic Grid

Aplikasi TI yang memberikan posisi stratejik kepada perusahaan sebaiknya tidak di-outsource tetapi dikembangkan dan di operasikan di internal perusahaan. McFarlan dan McKenney`s strategic grid dapat digunakan untuk menganalisis kontribusi TI terhadap posisi stratejik perusahaan. Posisi perusahaan di dalam strategic grid ditentukan oleh dua dimensi, yaitu:

1.      Ketergantungan operasi perusahaan terhadap TI sekarang dan

2.      Portofolio pengembangan aplikasi-aplikasi TI di masa depan (ketergantungan operasi perusahaan terhadap TI di masa depan).

Dari kedua dimensi ini diperoleh empat kuadran, yaitu:

E  Factory dengan rekomendasi aplikasi TI untuk di-outsource,

E  Strategic dengan rekomendasi aplikasi TI untuk tidak di-outsource,

E  Support dengan rekomendasi aplikasi TI untuk di-outsource dan

E  Turnaround dengan rekomendasi aplikasi TI untuk tidak di-outsource seperti tampak pada gambar berikut ini.

            Untuk menentukan posisi aplikasi TI di strategic grid untuk masing-masing dimensi dapat dianalisa lewat pengisian daftar pertanyaan yang sudah disediakan oleh Cash et al. (1992). Untuk menentukan posisi aplikasi TI sekarang dapat digunakan daftar pertanyaan sebagai berikut ini:

 

A.    Pengaruh terhentinya pusat kompuer utama selama satu jam

1.      Terhentinya operasi utama di pelayanan pelanggan, penutupan pabrik, sekelompok staf pekerja menganggur total.

2.      Tidak nyaman, tetapi aktvitas  utama bisnis terus berjalan tidak terganggu.

3.      Secara essential dapat diabaikan.

B.     Pengaruh dua atau tiga minggu terhentinya pusat komputer utama

1.      Hampir fatal; tidak sumber backup yang siap.

2.      Pengaruh besar yang tampak dari luar seperti turunnya pendapat yang besar atau tambahan-tambahan biaya.

3.      Mahal; proses-proses utama dapat dipertahankan pada tingkat biaya tertentu dengan tingkat kualitas yang menurun.

4.      Minimal; prosedur-prosedur backup yang sudah diuji dan diterima ada; tambahan-tambahan biaya dapat dikendalikan; biaya-biaya transisi dapat diterima.

C.     Biaya dari TI sebagai presentase dari total biaya-biaya korporasi

1.      Lebih dari 10%

2.      2% - 10%

3.      Dibawah 2%

D.    Sistem-sistem Operasi

1.      Perangkat lunak system operasi secara keseluruhan disesuaikan dan dirawat secara internal.

2.      Ketergantungan yang besar terhadap vendor penyedia perangkat lunak tetapi secara signifikan ditingkatkan diinternal

E.  Tenaga Kerja

      1. Kekuatan tenaga kerja di pusat data di organisasikan; pengalaman beberapa kali mogok.

      2.  Kekuatam tenaga kerja tidak dalam bentuk serikat buruh; baik kurang pengalaman dan atau moral yang rendah.

      3.   Kekuatan tenaga kerja dalam serikat buruh; moral yang tinggi.

F.   Kekritisan pengendalian kualitas terhadap kesalahan-kesalahan pemrosesan.

      1.   Sering di ungkapkan secara eksternal.

      2.   Cukup di ungkapkan secara eksternal.

      3.   Mengganggu; konsekuensinya cukup besar.

G.   Jumlah dari system-sistem on-line dan batch yang secara operasi kritikal.

      1.   10 atau lebih

      2.   3-5

      3.   0-2

H.   Penyebaran dari system-sistem yang kritikal

      1.   satu lokasi.

      2. dua atau tiga instalasi.

      3.   dioperasikan oleh beberapa departemen; penyebaran pemrosesan secara geografik.

I.   Kemudahan diperbaiki setelah kegagalan selama enam jam.

      1.   Tiga atau empat hari; beban kerja yang berat dari system kritikal.

      2.   12-24 jam; system-sistem kritikal.

      3.   Diabaikan; hamper segera diperbaiki.

J.   Diperbaiki setelah kegagalan pengendalian kualitas.

      1.   membutuhkan banyak waktu; mahal; banyak system-sistem terkait.

      2.   Beberapa gangguan dan biaya-biaya.

      3.   Secara relatip cepat; kerusakan-kerusakan diperbaiki dengan baik.

K.   Kemungkinan meniru sevara manual, dengan dasar 80%-20% ( yaitu menangani 20% dari transaksi-transaksi  yang mempunyai 80% dari nilainya)

      1.   Tidak mungkin.

      2.   cukup mungkin.

      3. Secara relatip mudah.

 

 

         Jawaban 1 menunjukkan sangat ketergantungan dengan TI sekarang dan jawaban 3 atau 4 menunjukkan kurang ketergantungan dengan TI sekarang.

         Sedang untuk aplikasi TI di dimensi yang kedua yaitu portofolio pengembangan aplikasi-aplikasi TI di masa depan ( ketergantungan operasi perusahaan terhadap TI di masa depan ) dapt dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan sebagai berikut ini.

 

 

Presentase dari
budget pngembangan

Bobot

Strategik

1

Proyek terlibat di dalam riset yang mempunyai pengaruh di teknologi –teknologi baru atau aplikasi – aplikasi baru dan di antisipasi dengan penemuan keahlian, kedalaman dan pengaruh sebagai benefit utama.

0 – 5

5 – 15

Diatas 15

1

2

3

 

2

Project melibatkan peningkatan produktivitas lewat penghematan biaya-biaya.

Dibawah 40

40 – 70

Diatas 70

1

2

3

3

Apakah estimasi peningkatan keseluruhan dari proyek-proyek ini melebihi 10% dari 1% laba perusahaan setelah pajak.

Tidak

Ya

1

2

4

Proyek memfokuskan pada perawtan-perawatan rutin untuk memenuhi kebutuhan bisnis (memproses data gaji kontrak baru dengan serikat kerja) atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan legal dari regulasi baru.

Diatas 70

40 – 70

Dibawah 40

 

1

2

3

 

5

Proyek memfokuskan pada peningkatan sistem yang ada yang tidak mempunyai manfaat yang jelas.

Diatas 40

10 – 40

Dibawah 10

1

2

3

6

 

Proyek dengan manfaat utamanya adalah informasi penunjang keputusan yang baru untuk manajemen atas. Tidak ada manfaat Nampak (tangible) yang dapai diidentifikasi.

0 – 5

5 – 15

Diatas 15

1

2

3

7

 

Proyek dengan manfaat utamanya adalah informasi penunjang kaputusan yang baru untuk manajemen menegah dan staf operasi.

0 – 5

5 – 15

Diatas 15

1

2

3

8

Proyek yang memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan dan menawarkan produk-produk atau jasa-jasa baru untuk penjualan atau yang dapat menambahkan fitur-fitur baru yang signifikan untuk ditambahkan ke lini produk yang ada.

0 – 5

5 – 10

10 - 20

Diatas 20

1

2

3

4

9

Proyek yang mampu mengembangkan proses perencanaan dan pengendalian administrative yang baru . Tidak manfaat banyak.

 

0 – 5

5 – 10

10 - 20

Diatas 20

1

2

3

4

10

Proyek yang menawarkan manfaat nyata yang signifikan lwat peningkatan efisiensi operasi (mengurangi sediaan, pengurangan langsung biaya-biaya operasi, peningkatan koleksi kredit dll.

0 – 5

5 – 10

10 - 20

Diatas 20

1

2

3

4

11

Apakah nilai dari manfaat nyata mencapai 10% laba setelah pajak dari 1% penjualan kotor?

Tidak

Ya

1

2

12

Proyek yang tampaknya menawarkan cara baru bagi perusahaan untuk berkompetisi (pengiriman yang cepat, peningkatan kualitas, jasa-jasa pendukung yang lebih lebar).

Dibawah 5

5 – 10

10 - 20

Diatas 20

1

2

3

4

Gambar 10.7 Daftar pertanyaan untuk menentukan posisi ketergantungan operasi terhadap TI masa depan.

Berikut ini merupakan cotoh hasil dari daftar pertanyaan yang diberikan pada aplikasi TI untuk dana pension di suatu bank.

a.       Hasil jawaban dari daftar pertanyaan tentang ketergantungan operasi dana pension terhadap TI sekarang.

No.

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

Rata-rata

Hasil

3

3

2

3

3

2

3

2

3

2

3

2,633

 

 

 

1 = sangat tergantung dengan TI sekarang

4 = kurang tergantung dengan TI sekarang

 

b.      Hasil jawaban dari darter pertanyaan tentang ketergantungan perusahaan terhadap TI masa depan.

 

 

No.

#1

#2

#3

#4

#5

#6

#7

#8

#9

#10

#11

#12

Rata-rata

Hasil

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1.083

1 = kurang tergantung dengan TI sekarang

4 = sangat tergantung dengan TI sekarang

 

Hasil dari jawaban daftar pertanyaan diatas menunjukkan bahwa aplikasi TI untuk pengelolaan dana pensiun tidak tergantung pada TI sekarang (dengan nilai skor rata-rata 2,633yang mendekati nilai 4) dan juga tidak tergantung pada portofolio pengembangan TI di masa depan (dengan nilai skor rata-rata 1.083 mendekati nilai 1). Oleh karena itu, posisi aplikasi ini di strategic gdrid adalah pada kuadra support. Karena posisinya berada si kuadran support, maka dapat diambil keputusan bahwa aplikasi TI untuk dana pension ini dapai di-outsource-kan.

 

10.5.3. Strategi Kontrak

Jika keputusan di-outsource-kan sudah diputuskan, maka langkah berikutnya adalah mengevaluasi beberapa strategi kontrak yang tersedia. Evaluasi strategi kontrak menggunakan dua buah dimensi sebagai berikut ini.

 

1.      Gaya Pembelian (Purchasing style) yang menjelaskan gaya hubungan antara perusahaan dengan penyedia jasa outsourcing yang terdiri dari:

a.       Transaksi (Transaction) yaitu pembelian yang regular dengan kontrak tepat waktu.

b.      Hubungan baik (Relationship) yaitu hubungan pembelian dalam bentuk partnership.

 

2.      Focus Pembelian (Purchasing focus) yaitu menjelaskan siapa yang akan mengoperasikan dan mengelola aktifitas-aktifitas TI yang terdiri dari:

a.       Sumber daya (Resources) yaitu aktifitas-aktifitas TI dikelola sendiri oleh departemen TI  internal dengan sumber dayanya diperoleh dari outsourcer.

b.      Hasil (Result) yaitu outsourcer mengelola aktifitas-aktifitas TI dan perusahaan hanya menerima hasil akhirnya saja.

Kombinasi dari dua dimensi dapat diperoleh empat macam alternative kontrak outsourcing sebagai berikut ini:

1.      Beli-dalam (Buy-In) yaitu outsourcer menyediakan sumber daya TI semacam pemrogram komputer. Pengelolaan kegiatan-kegiatan TI masih dikerjakan di departemen TI secara internal. Departemen TI internal bertanggung jawab menyediakan hasilnya. Hubungan kerja antar perusahaan denga outsourcer adalah hubungan bisnis jangka pendek.

 

2.      Pemasok terpilih (Preferred suppliers) yaitu outsourcer menyediakan sumber-sumber daya TI semacam pemrograman komputer. Pengelolaan kegiatan-kegiatan TI masih dikerjakan di departemen TI secara internal. Departemen TI internal bertanggung jawab menyediakan hasilnya. Hubungan kerja antar perusahaan denga outsourcer adalah hubungan bisnis jangka panjang.

 

3.      Kontrak-penuh (Contract-out) yaitu outsourcer menyediakan sumber-sumber daya TI semacam pemrograman komputer, mengelola kegiatan-kegiatan TI dan bertanggung jawab menyediakan hasilnya.

 

4.      Kontraktor Terpilih (Preferred contractor) yaitu perusahaan dan outsourcer menbangun kerjasama jangka panjang, misanya membuat kembali perusahaan outsourcing untuk menyediakan sumber daya, mengelola kagiatan-kegiatan TI dan menyediakan hasilnya.

Empat kategori ini dapat dilihat dari table berikut ini. 

Beli-dalam

(Buy-in)

 

Kontrak-penuh

(Contract-out)

Pemasok terpilih

(Preferred suppliers)

Kontraktor Terpilih

(Preferred contractor)

 

 

 

 

Cara pembelian

 

 

 

                 

            Sumber daya                                                                               Hasil

Fokus pembelian

Gambar 10.8. Alternatif kontrak untuk Outsourcing.

Strategi kontrak untuk outsourcing diatas dapat juga ditentukan dari melihat sisi teknisnya. Terdapat dua dimensi untuk mempertimbangkan sisi teknis yaitu sebagai berikut ini:

1.      Kematangan teknis (Technical manituring) yaitu kemampuan dari perusahaan untuk mendefinisikan secara spesifik kebutuhan-kebutuhan yang harus disediakan oleh outsourcer. Semakin matang kegiatan TI dari perspektif teknis yang dipahami perusahaan, semakin rendah resiko yang akan terjadi jika perusahaan meng-outsource aktifitas TU tersebut.

  1. Integrasi teknis (Technical integration) yaitu tingkat integrasi aktifitas TI dengan proses bisnis dari sistem-sistem teknikal yang lain. Semakin tinggi integrasinya, semakin tinggi resikonya jika perusahan meng-outsource aktifitas TI tersebut.

 

Dari kombinasi dua simensi teknik tersebut akan didapat ketegori alternative kontrak yaitu beli-dalam (buy-in), pemasok terpilih (preferred supplier), kontrak-penuh (contract-out), dan kontrak terpilih (preferred contractor) seperti tampak di gambar berikut ini.

 

Beli-dalam

(Buy-in)

 

Kontrak-penuh

(Contract-out)

Pemasok terpilih

(Preferred suppliers)

Kontraktor Terpilih

(Preferred contractor)

 

 

 

 

 

 

           

 

   Rendah                                                                                 Tinggi 

Tingkat kematangan teknologi

Gambar 10.9. Pertimbangan teknis untuk outsourcing

 

Sebagai contoh adalah keputusan melakukan outsourcing aplikasi TI untuk dana pensiun disuatu bank. Dari hasil evaluasi kematangan dan integrasi teknologi yang dimiliki dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Bank tersebut menggunakan teknologi komputer mainframe untuk aplikasi TI pada umumnya. Teknologi ini merupakan teknologi yang mereka kuasai. Tingkat kematangan bank tersebut pada teknologi mainframe adalah tingi. Akan tetapi, aplikasi TI untuk dana pensiun tidak akan menggunakan teknologi mainframe ini, tetapi akan menggunakan teknologi client-server yang masih baru di perusahaan tersebut. Dari sisi kematangan teknologi, kematangan menggunakan teknologi client-server adalah rendah. Dari segi integrasinya, aplikasi TI dana pensiun ini terpisah dengan aplikasi-aplikasi TI lainnya, sehingga tingkat integrasinya rendah. Dari hasil evaluasi ini, maka dapat diputuskan bahwa aplikasi TI untuk dana pension bank tersebut dapat di-outsource-kan dengan bentuk pemasok terpilih (preferred supplier).

 

2.5 End – User Development

Jika keputusannya adalah mengembangkan sistem teknologi informasi (STI) secara internal (insourcing), maka yang dipertimbangkan selanjutnya adalah metode pengembangan oleh pengguna sistem  end user development (EUD) atau end user computing (EUC). Factor penentu pengembangan STI oleh pemakai sistem adalah dampak dari STI yang akan dikembangkan. Jika dampaknya sempit, yaitu hanya pada individu pemakai sistem yang sekaligus pengembang sistem itu juga, maka EUC dapat dilakukan. Sebaliknya jika dampaknya luas sampai ke organisasi, pengambangan sistem dengan EUC akan berbahaya, karena jika terjadi kesalahan, dampaknya akan berpengaruh kepada pemakai sistem lainya atau pada organisasi secara luas.

Pengembangan sistem oleh pemakai sistem (end user computing) merupakan fenomena yang mulai tejadi terutama di perusahaan-perusahaan yang menghadapi persaingan yang ketat. Perusahaan-perusahaan seperti ini harus menghadapi persaingan dengan cepat. Manajer-manajer di perusahaan ini harus dapat mengambil keputusan dengan cepat. Padahal masalah yang harus diambil keputusannya adalah masalah-masalah ad-hoc yaitu maslah-masalah yang timbul tiba-tiba dan tidak umum. Untuk permasalahan-permasalahan seperti ini, sistem teknologi informasi tidak mendukung. Manajer harus membuat aplikasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan seperti ini. Permasalahan baru muncul yaitu ketika manajer bersangkutan meminta departemen informasi untuk mengembangkan aplikasi tersebut. Karena banyak manajer yang mengalami permasalahan yang sama, yaityu meminta informasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ad-hoc, maka departemen informasi menjadi sangat sibuk dan membutuhkan waktu yang lama untuk merespon dan menyelasaikan permintaan manaje-manajer tersebut, padahal aplikasi tersebut harus segera digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang harus segera dijawab. Karena permasalahan lamanya menunggu pengembangan sistem yang dilakukan oleh departemen sistem informasi, banyak manajer berfikir untuk mengembangkan sendiri aplikasinya tanpa harus tergantung dengan departemen sistem informasi.

 

 

2.5.1  Kelebihan-kelebihan dan kekurangan EUC

 

Karena EUC mulai banyak diterapkan, tentunya EUC mempunyai banyak kelebihan-kelebihan disbanding metode pengembangan sistem yang lain. Kelebihan-kelebihan dari EUC adalah sebagai berikut:

1.      Menghindari permasalahan kenacetan di departemen sistem informasi jika harus dikembangkan di departemen itu. Dengan EUC, maka aplikasi dapat diselesaikan dengan lebih cepat karena dikembangkan sendiri oleh pemakai sistem.

2.      Kebutuhan pekai sistem dapat lebih terpenuhi karena dikembangkan sendiri yang tentunya pemakai lebih memahamikeinginan sendiri jika dibandingkan dengan dikembangkan oleh pihak lain yang kurang dapat memahami sepenuhnya kebutuhan informasi dari pemakai sistem terutama untuk sistem yang ad-hoc yang melibatkan keputusan-keputusan tidak terstruktur (unstructured decisions).

3.      Meningkatkan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem sehingga pemakai akan lebih puas karena kebutuhannya terpenuhi dan akibatnya kepuasan pemakai sistem akan membawa ke penggunaan sistem tersebut.

4.      Dengan mengembangkan sendiri aplikasinya, kualitas pemahaman pemakai sistem terhadap sistem teknologiinformasi akan meningkat.

 

Selain kelebihan-kelebiahan yang diberikan oleh pengembangan sistem metode EUC, beberapa kekurangan juga terjadi dimetode ini. Kekurangan-kekurangannya adalah sebagai berikut ini.

1.      Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, paling tidak pemakai juga harus mempunyai pemahaman tentang teknologi sistem informasi dan pemahaman tentang pengembangan sistem. Tidak semua pemakai sistem mempunyai pemahaman tentang ini.

2.      Penerapan EUC mempunyai resiko mengganggu bahkan merusak sistem informasi diluar yang dikembangkan oleh pemakai sistem jika dampak dari pengembangan EYC adalah luas diluar sistem yang dikembangkan sendiri. Akibat dari ini misalnya adalah dapat merusak data di basis data korporat jika pemakai sistem meggunakan data dan memutakhirkan data secara salah yang ada di basis data.

3.      Kelemahan ketiga adalah kelemahan teknis yang diimiliki oleh pemakai sistem. Penerapan EUC dapat tidak efisien dan efektif jika dikembangkan oleh pemakai sistem yang juga sebagai manajer perusahaan. Jika manajer perusahaan harus belajar terlebih dahulu bahasa pemrograman untuk dapat memprogram  aplikasinya, maka akan dibutuhkan waktu yang lama. Waktu manajer menjadi tidak efisien karena manajer dibayar mahal untuk mengambil keputusan bukan untuk belajar bahasa pemprograman yang sangat teknis. Sebaliknya jika manajer tidak dapat memprogram maka penerapan EUC menjadi tidak efektif. Dengan demikian terjadi dilemma dalam penerapan EUC.

 

Beberapa hal perlu dipertimbangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari penerapan end user computing (EUC) ini. Kelemahan pertama yaitu pemahaman tentang sistem teknologi informasi (STI) dapat diatasi dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan menunggu sampai pemakai sistem memahami hal tersebut. Dengan demikian kelemahan pertama tersebut dapat diatasi dengan memperhatikan waktu (timing) penerapan EUC yang tepat yaitu setelah pemakai-pemakai sistem yang akan mengembangkan sendiri aplikasi mempunyai pengetahuan tentang STI.

Kelemahan kedua dari EUC adalah resiko kerusakan sistem lainnya dan basis data. Kelemahan ini juga dapat dibatasi dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan meningkatkan pengendalian (control) yang berupa aturan-aturan dan pedoman-pedoman di dalam pengembangan EUC. Kelemahan kedua ini dapat diatasi dengan memikirkan strategi pengembangan EUC yang mengarah ke pertumbuhan EUC yang terkendali (cotrolled growth).

         Kelemahan ketiga dari penerapan sisten EUC adalah dilemma yang dihadapi oleh manajer didalam menggunakan waktunya untuk mempelajari pengembangan sistem. Kelemahan ketiga ini dapat diatasi dengan taktik supaya waktu manajer tetap efisien dan hasil dari EUC tetap efektif. Taktik yang biasanya dilakukan adalah dengan menggunakan bahasa generasi keempat yang mudah untuk dipelajari sehingga tidak membuang banyak waktu manajer untuk mempelajari dan membentuk pusat informasi (information center) yaitu pusat dimana manajer dapat meminta bantuan pakar jika membutuhkan bantuan ketika menghadapi kesulitan dalam pengembangan dengan metode EUC. Ketiga hal ini, yaitu waktu ( timing ), strategi dan taktik penerapan EUC akan dibahas berikut ini.

 

2.5.2 Waktu Penerapan EUC

Pemakaian system yang harus mengembangkan aplikasinya sendiri paling tidak harus mempunyai pemahaman tentang teknologi system informasi dan pemahaman tentang pengembangan system tersebut. Tidak semua pemakai system mempunyai pemahaman tentang ini. Jika pemakai system yang tidak mempunyai pengetahuan tersebut bagaimana mungkin ia dapat mengembangkan system dengan mengena. Jika EUC diizinkan dan pemakai system balum siap maka EUC sudah dapat di pastikan akan tidak berhasil. Olah karena timing kapan end user computing ( EUC ) dapat milai di terapkan di organisasi merupakan pertanyaan yang krusial dan harus dipertimn\bangkan masak-masak.

   Tahapan-tahapan dari Nolan ( Nolan’s stages ) dapat di gunakan untuk menentukan timing dari EUC. Nolan memberikan empat tahapan yaitu inisiasi ( initation ), ketularan  ( contagion ) kendali ( control ) dan matang ( mature ) yang tampak di gambar berikut ini.

 

 

 

initiation

contagion

control

mature

 

Tahapan

 

      Tahap dari Nolan’s stages adalah tahap inisiasi yaitu tahap organisasi pertama kali mengenal teknologi informasi. Secar umu, di Indonesia, teknologi informasi mulai di kenal pada tahun 1970-an, tetapi hanya beberapa perusahaan besar saja, Teknologi informasi mulai banyak dikenal diindonesia setelah dikenalkannya computer mikro pada awal tahun 1980.                                                                                                                                 Tahap kedua dari Nolan adalah tahap ketularan. Pada tahap ini banyak organisasi mulai menggunakan teknologi informasi karena hanya meniru dari organiosasi lainnya tanpa mempertimbangkan untung dan ruginya. Di Indonesia, tahun-tahun ini masih di anggap sebagai tahap ketularan karena masih banyak organisasi yang menggunakan teknologi informasi hanya meniru dari lainnya. Misalnya masih banyak manajer mempunyai teknologi informasi di ruangannya tetapi fungsinya lebih sebagai formalitas saja. Juga pikirkanlah diri anda sendiri, apakah anda membeli computer misalnya sudah di perhitungkan untung ruginya atau karena gengsi atau ikut-ikutan teman yang mempunya computer. Apakah computer anda sudah didayagunakan semaksimal mungkin. Murah mana jika anda hanya menyewa computer atau jika untuk alasan penggunaan internet dengan menyewa di warung internet??

      Tahap ketiga dari Nolan adalah tahap kendali. Pada tahp ini, organisasi menggunakan teknologi informasi dengan pertimbangan untung dan rugi. Beberapa perusahaan mengendalikan proses pembelian teknologo informasi dengan mempertimbangkan untung dan ruginya. Jika ada individu atau suatu unit di dalm perusahaan membutuhkan teknologi informasi, maka bagian pengadaan akan mengevaluasi biaya dan manfaatnya sebelum menyetujui pengadaannya. Beberapa perusahaan di Indonesia sudah masuk ke tahap ini.

 

Tahap keempat nolan adalah tahap matang. Pada tahap ini, organisasi menggunakan teknologi informasi tidak hanya sudah lewat pertimbangan biaya dan manfaat, tetapi juga sudah mempertimbangkan sampai keunggulan kompetisi untuk di gunakan sebagai alat kompetisi. Beberapa perusahaan di Indonesia sudah mulai masuk ke tahap ini.

 

      Dari keempat tahapan di nolan EUC atau EUD akan lebih bisa berhasil jika di terapkan di organisasi yang sudah masuk paling tidak di tahap kendali. Di tahap ini dianggap organisasi dan manajer-manajer di dalamnya sudah memahami benar tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi. Untuk organisasi yang masih barada di tahp inisiasi dan ketularan<>

 

2.5.3 Strategi EUC                                                                                                                         Jika organisasi sudah melakukan EUC, maka penerapan EUC harus terus di kembangkan dalam arti bahwa manajer-manajer di dalam organisasi hatus do dorong untuk melakukannya. Organisasi yang sudah siap dan sudah melakukukan EUC akan mempunyai nilai keunggulan kompetisi tersendiri, karena pengambilan keputusan ad-hoc oleh masing-masing manajer akan dapat cepat di selesaikan oleh manajer itu sendiri dengan bantuan system teknologi informasi yang di bangun sendiri. Perkembangan EUC di organisasi semacam ini di arahkan sampai ke titik yang di sebut dengan pertumbuhan terkendali, yaitu saat EUC di terapkan secara optimal di organisasi. Strategi mencapai titik ini dapat di lakukan dengan tiga cara, yaitu strategi aselerasi, kontainmen, dan imbang  seperti tampak pada gambar berikut ini.

Ekspansi

 

                                                     Pertumbuhan terkendali

aselerasi

          

imbang   

                 kontainmen

 Kontrol

Gambar. 10.5. Strategi EUC

 

      Strategi aselerasi menekankan pada kecepatan ekspansi dari penerapan EUC dengan pengendalian yang kurang diperhatikan. Strategi ni lebih menekankan pada peningkatan kuantitas atau jumlah manajer yang melakukan EUC

      Strategi kontaimen adalah sebaliknya yaitu lebih menekankan pada pengendalian dari EUC ketimbang kecepatan penerapannya. Dengan strategi kontainmen, pengembangan EUC di  tekankan pada kualitas EUC itu terlebih dahulu sebelum diikuti oleh kuantitas yang melakukan EUC. Peningkatan kualitas penerapan EUC dapat di lakukan dengan lebih melatih dan meningkatkan kualitas pemahaman manajer terhadap EUC dan peningkatan aturan-aturan dan pedoman-pedoman dalam penerapan EUC.

 

Beberapa organisasi di Amerika Serikat lebih memilih strategi yang ketiga dalam pengembangan EUC yaitu strategi imbang (balance). Strategi imbang ini menekankan kualitas dan kuantitas berjalan bersama-sama secara imbang untuk mencapai ke pertumbuhan terkendali dari penerapan EUC di perusahaan.

 

2.5.4 Taktik Penerapan EUC

Hal yang ketiga yang perlu diperhatikan dalam EUC adalah  taktik pelaksaan EUC. Taktik pelaksanaan EUC dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan kemampuan teknis manajer. Taktik yang diterapkan adalah dengan menyediakan alat-alat pengembangan system yang mudah digunakan dan membangun pusat informasi (information center) di dalam organisasi.

 

Alat-alat Pengembangan Sistem

Alat-alat perangkat lunak generasi keempat dapat membantu manajer untuk mengembangkan aplikasinya sendiri dengan lebih mudah. Alat-alat perangkat keras generasi keempat ini dapat berupa DBMS ( Data Base Management Systems) dengan bahasa kueri (query language) yang disediakannya, Visual Language dan CASE (Computer Aided Software Engineering). Banyak perusahaan sudah melaporkan produktivitasnya dengan menggunakan alat_alat pengembangan system ini. Harel dan McLean (1985) melaporkan bahwa peningkatan produktivitas pengembangan system meningkat 300 sampai dengan 500 persen karena penggunaan alat-alat pengembangan system ini.

Dengan menggunakan bahasa kueri misalnya, manajer dapat mengembangkan aplikasinya dengan sangat mudah. Untuk mempelajari bahasa kueri ini, manajer hanya membutuhkan waktu yang sangat pendek. Bahasa kueri ini dapat mengakses basis data yang dibuat dengan paket DBMS. Kelebihan lain dari bahasa kueri ini adalah menyediakan bahasa yang standar yang dapat diterapkan di semua basis data DBMS. Bahasa kueri yang standar disebut dengan SQL (Structured Query Language). Bahasa SQL mudah di pelajari dengan struktur dasarnya sebagai berikut :

 

            select data-item,…

            from nama-file

            where kondisi

 

Dengan memahami struktur dasar ini, manajer dapat mengkses basis data yang telah dibuat dengan paket DBMS dengan mudah. Select, from dan where merupakan kata kunci yang harus ditulis persis. Arti dari select adalah memilih data-item di file basis data yang akan ditampilkan (jika lebih dari satu item ditulis dengan dipisahkan koma), from menunjukkan nama file yang akan digunakan dan where menunjukkan kondisi penyeleksian record dari file basis data. Sebagai contoh misalnya manajer pembelian akan membuat aplikasi pemesanan barng yang sudah perlu dipesan kembali dengan output yang diminta sebagai berikut :

KodeBrg                     NamaBrg                     UnitSisa                      ReorderPoint

102                              baju                             5                                  5

103                              Celana                         5                                  7

104                              Dasi                             10                                15

255                              Sabuk                          2                                  3

297                              Sepatu                         3                                  10

 

Hasil output tersebut akan diambilkan dari file basis data relational sebagai berikut :

Nama File : MASTER_BARANG.DBF

Rec

#

KodeBarang

NamaBrg

Harga Pokok

Harga

Jual

Unit

Sisa

Reorder Point

1

101

Arloji

50000

75000

7

5

2

102

Baju

10000

20000

5

5

3

103

Celana

12000

25000

5

7

4

104

Dasi

5000

15000

10

15

5

105

Ember

3000

5000

3

2

                                                                       

Perintah SQL untuk menampilkan hasil tersebut adalah sebagai berikut :

            Select KodeBrg, NamaBrg, UnitSisa, ReorderPoint

            From MASTER_BARANG.DBF

            Where UnitSisa<= ReorderPoint

 

 

 

Pusat informasi

Taktik lain selain menggunakan alat-alat pengembangan system yang mudah untuk membantu penerapan EUC adalah dibangunnya pusat informasi (informasi center atau IC) di dalam departemen system informasi. Konsultasi di unit ini akan selalu tersedia jika pemakai system mengalami kesulitan teknis dalam mengembangkan aplikasinya sendiri. Unit pusat informasi ini juga dapat berperan sebagai pengawas untuk menjamin penerapan EUC terkendali dengan baik sesuai dengan kualitas dan integritas data dan standar keamanan dan standar lainnya yang di tetapkan. Unit pusat informasi juga dapat berfungsi sebagai unit pelatihan bagi pemakai system, unit yang mencari dan mengevaluasi alat-alat pengembangan system yang dapat membantu pemakai system.

Fuller dan Swanson (1992) mengadakan penelitian eksploratori dengan mengirim daftar pertanyaan kepada beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat tentang pusat informasi atau IC ini. Untuk tiap-tiap perusahaan, daftar pertanyaan harus diisi oleh manajer TI dan manajer IC jika ada. Secara random dipilih sebanyak 500 perusahaan yang menjadi anggota Asosiasi Manajemen Pengolahan Data (Data Processing Management Association). Kuestioner atau daftar pertanyaan yang kembali adalah sebanyak 81 perusahaan atau sekitas 16%. Jawaban responden adalah anonimus (tidak beridentitas supaya responden mau menjawab kuestioner). Sembilas responden tidak memenuhi criteria (misalnya perusahaan terlalu kecil dengan hanya dua pemrogram saja) dengan sampel tersisa adalah sebanyak 62 perusahaan. Dari 62 perusahaan ini, 35 perusahaan tidak mempunyai IC pada saat itu dan 27 perusahaan mempunyai IC. Dari 35 perusahaan yang tidak mempunyai IC, 4 melaporkan  sedang menerapkan IC sebagai proyek pilot atau sedang menyetujui IC untuk diimplementasikan, 9 melaporkan sedang mempelajari terlebih dahulu IC, 3 melaporkan mempertimbangkan tetapi menolak penerapan IC, 12 tidak mempunyai ide untuk menerapkan IC 5 melaporkan belum menerapkannya sekarang dan 2 perusahaan tidak member alasan.

Analisis riset Fuller dan Swanson (1992) menggunakan 27 sampel perusahaan yang menerapkan IC. Karakteristik IC dan organisasi sampel tampak pada table berikut ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 10.2. Karakteristik IC dan organisasi sampel penelitian

Variabel

Defisi operasi

Rata-rata

Deviasi standar

N

IC months

 

IC staff size

IC requests

 

 

IC success

 

 

IC performance evaluation

Jumlah bulan sejak IC melakukan operasi regular

Jumlah pekerja IC

Jumlah permintaan/ panggilan yang diterima 12 bulan terakhir

Peringkat keberhasilan manajer IC (1=tidak berhasil;7=sangat berhasil)

Kinerja IC dievaluasi melebihi budjet atau mencapai goal (1=budget;7=goal)

34,80

 

9,60

1049,06

 

 

4,79

 

 

4,83

17,33

 

19,27

1140,57

 

 

1,38

 

 

1,59

27

 

25

18

 

 

24

 

 

23

Perusahaan :

Industri intensitas informasi

 

Ukuran perusahaan (semua lokasi)

Ukuran perusahaan (lokasi dilayani)

 

IS mempunyai dampak strategic atau biaya-biaya IS signifikan (ya atau tidak)

Jumlah karyawan di perusahaan

Jumlah karyawan di lokasi yang dilayani oleh departemen IS

 

0,33

 

 

9699,15

 

1463,64

 

0,48

 

 

15058,85

 

1780,34

 

27

 

 

26

 

25

Departemen TI:

Ukuran staf TI

 

Latar belakang pendidikan staf TI

 

Jumlah analisis system aplikasi/pemrograman

Persentase staf IS dengan gelar sarjana muda

 

60,37

 

71,52

 

137,49

 

25,51

 

27

 

25

 

 

Dari hasil statistic deskriptif di table 10.2 diatas dapat dilihat bahwa IC baru di terapkan awal tahun 1990 (sekitar 3 tahun dikenal di Amerika Serikat sejak tahun 1992) dengan pekerjanya rata-rata sekitar 9 orang. Jika setahun sekitar 300 hari kerja, maka rata-rata sehari permintaan terhadap IC adalah 1049/300 permintaan atau rata-rata sekitar 3 permintaan. Manajer IC dianggap berhasil dengan rata-rata rating 4,79 dari nilai tertinggi 7 dan IC juga dianggap mencapai tujuannya dengan rata-rata nilai 4.83 dari nilai tertinggi 7. Tidak semua perusahaan yang menerapkan IC berada pada industry yang intensitas informasinya tinggi (nilai 0,33 dari terbesar nilai 1). Perusahaan yang menerapkan IC adalah perusahaan yang besar dengan karyawan rata-rata 9699,15 dengan yang dilayani oleh TI sebanyak rata-rata 1463,64 dengan departemen TI yang juga cukup besar dengan jumlah rata-rata staf analisis dengan pemrograman sebanyak 60,37 dengan 71,52% bergelar sarjana muda atau lebih.

Penelitian Fuller n Swanson (1992) juga menjelaskan alasan mengapa perusahaan-perusahaan menerapkan atau mengadopsi IC. Table 10.3 menunjukkan hasil ini.

     Tabel 10.3. Alasan mengadopsi IC

Alasan

Rata-

Rata*)

Deviasi

standar

-       Meningkatkan produktivitas pekerjaan pemakai akhir

-       Pengendalian peningkatan penggunaan komputer mikro

-       Meningkatkan pengetahuan komputer pemakai akhir

-       Meningkatkan image departemen TI

-       Kebutuhan pemakai mengakses data organisasi dengan cepat

-       Meningkatkan hubungan staf TI dengan pemakai akhir

-       Meningkatkan kualitas aplikasi-aplikasi pemakai akhir

-       Membebaskan staff TI lainnya untuk pengembangan baru

-       Menurunkan biaya-biaya perawatan dan pengembangan

-       Menurunkan kemacetan (backlog) departemen TI

-       Mandat atau instruksi manajemen atas

-       Menggali kemampuan 4GL (generasi keempat)

-       Mengurangi biaya-biaya timesharing

3,97

3,92

3,92

3,85

3,85

3,81

3,54

3,29

2,88

2,84

2,75

2,52

2,44

 

0,94

1,26

1,02

1,05

1,22

0,94

1,14

0,94

1,27

1,21

1,19

1,33

1,50

*) Lima titik skala: 5=sangat penting; 1=tidak penting; N=27

 

Dari tabel 10.3. terlihat bahwa alasan terpenting dari mengadopsi IC terutama adalah untuk meningkatkan produktivitas pekerjaan diantara pemakai akhir (end users) dengan nilai rata-rata 3,97 dari nilai terbesar yaitu 5 (sangat penting). Alasan lainnya urut dari kepentingannya dapat dilihat di tabel 10.3. diatas

       Analisis faktor  (factor analysis) digunakan oleh penelitian ini untuk melihat faktor-faktor apa yang menjadi alasan mengadopsi IC. Hasil dari analisis faktor menunjukkan empat faktor yang dibentuk yaitu 1) alasan jasa (service rationale), 2) alasan biaya (cost rationale), 3) alasan hubungan-pemakai (user-relations rationale) dan 4) alasan pengndalian (control rationale). Dari empat faktor ini dapat disimpulkan bahwa beberapa alasan adopsi IC dapat dikelompokkan  kedalam empat alasan ini. Hasil dari analisis faktor dapat dilihat di tabel 10.4. sebagai berikut.

Tabel 10.4. Analisis faktor alasan mengadopsi IC.

 

Alasan

Faktor-faktor

Alasan jasa

Alasan hubungan

Alasan kontrol

Alasan biaya

Kebutuhan pemakai mengakses data organisasi dengan cepat

Menggali kemampuan 4GL (generasi keempat)

Meningkatkan pengetahuan komputer pemakai akhir

Meningkatkan produktivitas pekerjaan pemakai akhir

Meningkatkan hubungan staf TI dengan pemakai akhir

Membebaskan staf TI lainnya untuk pengembangan baru

Meningkatkan image departemen TI

Mandat atau instruksi manajemen atas

Menurunkan kemacetan (backlog) departemen TI

Meningkatkan kualitas aplikasi-aplikasi pemakai akhir

Pengendalian peningkatan penggunaan komputer mikro

Mengurangi biaya-biaya timesharing

Mengurangi biaya-biaya perawatan dan pengembangan

0,77*

0,75*

0,73*

0,48*

-0,13

-0,15

0,23

-0,14

-0,04

0,46

0.06

0,01

0,04

-0,05

0,02

-0,01

0,02

0,84*

0,81*

0,69*

-0,23

0,24

0,17

0,11

-0,02

0,09

-0,15

-0,01

0,03

0,44

0,14

-0,16

-0,13

0,77*

0,70*

0,54*

-0,53*

-0,07

0,11

0,0

0,25

-0,06

-0,02

-0,13

0,17

0,01

0,27

0,04

-0,13

0,11

0,88*

0,86*

Eigenvalues

3,43

1,73

1,48

1,04

*  menunjukkan factor loading. Minimum eigenvalue untuk membentuk suatu faktor adalah 1.0 dan keempat faktor mempunyai eigenvalue lebih dari 1,00. pemilihan faktor dengan nilai factor loading bernilai paling tidak 0,50 dan tidak ada nilai factor loading lainnya di faktor lain dengan nilai lebih dari 0,40. sebelas dari tigabelas alasan masuk dalam kriteria ini. Dua buah alasan yang tidak masuk yaitu “meningkatkan produktivitas pekerjaan pemakai akhir” dan “pengendalian peningkatan penggunaan komputer mikro” dialokasikan ke faktor dengan nilai factor loading terbesar

     Penelitian ini juga berusaha menjawab jasa apa yang diberikan oleh IC pada saat diadopsi pertama kalinya dan perkembangannya pada saat diteliti. Tabel 10.5. menunjukkan hasil tersebut.

     Dari tabel 10.5. terlihat bahwa jasa yang paling banyak diberikan oleh IC adalah pelatihan dan jasa ini meningkat pada saat IC diadopsi sampai pada saat diteliti ini. Semua jasa yang diberikan oleh IC yang tampak di tabel ini semuanya meningkat dari saat IC diadopsi sampai saat diteliti ini. Peningkatan yang paling besar dari jasa yang diberikan oleh IC adalah jasa konsultasi yang meningkat dari 0.39 sampai 0,89 dengan peningkatan sebesar 0,50.

 

Tabel 10.5. Jasa IC yang disediakan pada awalnya dan pada saat diteliti

 

Jasa yang diberikan IC

Pada awalnya

Pada saat diteliti

Rata-rata*)

Deviasi standar

Rata-rata

Deviasi standar

Pelatihan

Evaluasi produk

Perencanaan/menganalisis kebutuhan pemakai akhir

Pusat bantuan (help center)

Memilih hardware dan software pemakai sistem

Menciptakan penghubung komputer dan komunikasi

Pemrograman aplikasi

Jasa telepon jalur khusus (hotline)

Konsultasi

Mendukung automatisasi kantor

Menerapkan standar hardware dan software

Akses jarak jauh ke basis data mainframe

Perawatan komputer mikro

Memilihkan hardware dan software mainframe untuk pemakai sistem

Menerapkan praktek keamanan untuk EUC

Pengembangan prototip

Surat-surat berita (newsletter)

Manajemen proyek EUC

Administrasi data

Jaminan kualitas aplikasi yang dibuat pemakai sistem

Toko komputer internal

0,62

0,62

0,58

0,58

0,42

0,42

0,42

0,42

0,39

0,39

0,35

0,35

0,35

0,31

0,27

0,27

0,15

0,08

0,08

0,08

0,07

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

0,50

0,49

0,49

0,49

0,47

0,45

0,45

0,37

0,27

0,27

0,27

0,27

0,95

0,89

0,85

0,77

0,73

0,65

0,54

0,46

0,89

0,73

0,81

0,62

0,54

0,46

0,73

0,39

0,39

0,42

0,27

0,19

0,19

0,20

0,33

0,37

0,43

0,45

0,49

0,51

0,51

0,33

0,45

0,40

0,50

0,51

0,51

0,45

0,50

0,50

0,50

0,45

0,40

0,40

0,34

0,27

0,27

0,19

0,31

0,23

0,12

0,02

0,50

0,35

0,46

0,27

0,12

0,15

0,46

0,12

0,24

0,34

0,19

0,11

0,12

*) Skala dikotomos: 1=jasa disediakan; 0=jasa tidak disediakan; N=27

 

     Selain IC banyak memberikan manfaat bagi pemakai akhir sistem, beberapa perusahaan juga mengalami permasalahan-permasalahan di IC. Penelitian  Fuller dan Swanson (1992) melaporkan permasalahan-permasalahan di IC pada saat diteliti dan ekspetasi responden terhadap permasalahan-permasalahan tersebut dua tahun mendatang yang tam,pak di tabel 10.6. berikut.

 

 

 

 

Tabel 10.6. permasalahan-permasalahan IC pada saat diteliti dan dua tahun kedepan.

 

Permasalahan-permasalahan

Pada saat diteliti

Dua tahun kedepan

Rata-rata*)

Deviasi standar

Rata-rata

Devasi standar

Ekspektasi pemakiai tidak realistis

Kekurangan staf TI

Tidak ada standar yang cukup baik

Kurang kontrol untuk EUC

Pengembangan aplikasi redunden

Tidak mampu memilih sumber daya

Permasalahan operasi yang terbatas

Keinginan pemakai untuk EUC

Kekurangan CPU/DASD mainframe

Tidak adanya pembebanan biaya

Penolakan TI lainnya

Penolakan manajemen

Penolakan pemakai sistem

Keahlian staf TI

2,25

2,16

2,16

2,08

2,04

1,96

1,91

1,88

1,76

1,76

1,75

1,64

1,64

1,62

 

0,68

0,75

0,55

0,65

0,74

0,61

0,58

0,73

0,66

0,72

0,61

0,57

0,57

0,58

 

1,92

2,24

2,08

2,17

2,00

2,04

2,04

1,88

1,84

1,92

1,50

1,68

1,40

1,71

0,58

0,72

0,70

0,57

0,71

0,54

0,69

,60

0,69

0,81

0,51

0,63

0,58

0,62

-0,33

0,08

-0,08

0,09

-0,04

0,08

0,13

0,00

0,08

0,16

-0,25

0,04

-0,24

0,09

*) Skala 3 poin: 3 =besar; 2=minor; 1=tidak terjadi; N=27

 

2.6 Prototyping

 

Metode berikutnya yang perlu dipertimbangkan setelah metode EUC adalah metode prototyping. Pertimbangan memilih metode ini adalah jadwal pemakaian sistem teknologi informasi (STI) yang harus segera tidak dapat menunggu terlalu lama. Metode prototyping banyak digunakan untuk mengembangkan STI yang harus segera dioperasikan jika tidak permasalahan yang akan diselesaikan STI sudah menjadi basi dan proses pengambilan keputusan menjadi terlambat.

       Suatu prototip (prototype) adalah bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau bagian dari sistem. Setelah dioperasikan, prototip ditingkatkan terus sesuai dengan kebutuhan pemakai sistem yang juga meningkat.

       Prototyping adalah proses pengembangan suatu prototip secara cepat untuk digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus menerus sampai didapatkan sistem yang utuh.

Proses membangun sistem ini yaitu dengan membuat prototip atau model awal, mencobanya , meningkatkannya dan mencobanya lagi dan meningkatkannya dan seterusnya sampai didapatnya sistem yang lengkap disebut dengan proses iteratif (iterative process) dari pengembangan sistem.

            Tahapan-tahapan yang dilakukan didalam pengembangan sistem menggunakan metode prototip adalah sebagai berikut.

1.                  Identifikasi kebutuhan pemakai yang paling mendasar.

Pembuat sistem dapat mewawancarai  pemakai sistem tentang kebutuhan pemakai sistem yang paling minimal terlebih dahulu. Proses ini sama dengan proses analisis di pengembangan sistem model SDLC.

2.                  Membangun prototip

Prototip dibangun oleh pembuat sistem dengan cepat. Hal ini dimungkinkan karena pembuat sistem hanya membangun bagian yang paling mendasar dulu dari keseluruhan sistem yang paling dibutuhkan terlbih dahulu oleh pemakai sistem. Hal lainnya yang memungkinkan pembuat sistem menggunakan alat-alat bantu generasi  terbaru seperti misalnya DBMS dan CASE.

 

3.                  Menggunakan prototip

      Pemakai sistem dianjurkan untuk menggunakan prototip sehingga dapat menilai     kekurangan-kekurangan dari prototip sehingga dapat memberikan masukan-        masukan kepada pembuat sistem.

4.                  Merevisi dan meningkatkan prototip

Pembuat sistem memperbaiki prototip berdasarkan pengalamannya untuk    membuat sistem sejenis yang baik. Jika prototip belum lengkap, maka proses      iterasi diulang lagi mulai dari nomor 3.

5.                  Jika prototip lengkap menjadi sistem yang dikehendaki, proses iterasi dihentikan.

Kelima tahapan didalam mengembangkan sistem dengan metode prototyping dapat dilihat digambar berikut.

Identifikasi kebutuhan pemakai

yang paling mendasar

Membangun prototip awal

Menggunakan prototip

Meningkatkan prototip

Prototip

lengkap

Prototip selesai

 

 

     Gambar 10.6. membangun prototip

 

 

 

 

2.6.1  Kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan Prototyping

 

Beberapa kelebihan-kelebihan dari metode pengembangan sistem cara prototyping adalah sebagai berikut.

1.   Jika sistem yang dikembangkan ingin digunakan secepatnya karena keputusan yang akan diambil manajer merupakan keputusan yang harus segera dilakukan berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh sistem.

2. Terjadi ketidakpastian terhadap rancangan dari sistem yang dapat berubah dengan berjalannya waktu disebabkan karena kebutuhan informasi pemakai sistem yang belum jelas. Dengan prototyping, sistem akan selalu ditingkatkan jika kebutuhan pemakai dari waktu ke waktu muncul dan dibutuhkan.

3.  Prototyping mendorong partisipasi dan keterlibatan pemakai sistem dalam pengembangan sistem karena sistem akan terus ditingkatkan dari hasil saran-saran yang diberikan oleh pemakai sistem.
                     Disamping kelebihan-kelebihan dari  prototyping , beberapa kelemahan juga terjadi yaitu sebagai berikut ini :

1.)  Kualitas sistem akan berkurang disebabkan sistem tidak dirancang secara terintegrasi sehingga dapat menyebabkan integrasi basis data kurang baik dan hubungan satu bagian dengan bagian lain di sistem kurang terintegrasi.

2.)  Dokumentasi dari sistem kurang baik dibandingkan dengan yang diberikan oleh SLDC yang sudah terancang dengan baik.

 

 

 

 

 

 

NAMA-NAMA  dan  ISTILAH-ISTILAH PENTING

Alasan biaya (cost rationale)

Alasan hubungan (user-relations rationale)

Alasan jasa ( service rationale)

Alasan pengendalian ( control rationale)

analisis sistem ( sistem analyst)

Analisis factor ( factor analysis)

Aselerasi ( acceleration)

Asosiasi management pengolahan data ( Data Processing Management Association).

Bahasa kueri ( Query language )

Beli-dalam ( Buy-in)

Berguna (useful)

“Best practice”

Best source.

British Airways

CASE ( Computer Aided Software Engineering )

Cash et al.

Cologne,Jerman

Computer Science Corp. ( CSC )

DacEasy

Daventry, Inggris

DBMS ( data Base Management System )

De facto insourcing

Dealer Computer Architecture Strategy

Diferensiasi ( differentiation )

Differensiasi Berguna ( useful  differentiation )

Differensiasi Kritikal ( critical differentiation )

Eigenvalue

El Segundo, California

Eliminate

Factor loading

Factory

Focus pembelian ( Purchasing focus )

Ford

Ford of Europe

From

Fuller dan Swanson

Gaya Pembelian ( Purchasing style )

Harel dan McLean

Hasil ( Results )

Hubungan baik ( Relationship )

IBM

Imbang ( Balance )

Iniasi ( initiation )

Insourcing

Integrasi teknis ( Technical integration )

Kematangan teknis ( technical maturity )

Kendali ( control )

Keputusan-keputusan tidak terstruktur  ( unstructured decisions )

Ketularan ( contagion )

Komoditas ( commodity )

Komoditas Berguna ( useful commodity )

Komoditas kritikal ( critical commodity )

Kontainmen ( containment )

Kontrak-penuh ( contact-out )

Kontraktor terpilih ( Preferred contractor )

Kritikal ( critical )

Laudon and Laudon

Mary C.Lacity Leslie P. Willcocks,and David F. Feeny

Tournaround

Valencia, Spanyol

Visual Language

Where

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN & SARAN

 

3.1 Kesimpulan

 

      `Pengembangan system metode alternative ini dapat berupa pengembangan system metode paket(package), metode prototype (prototyping), metode pengembangan oleh pemakai (end user computing atau end user development) dan metode outsourcing. Dengan kekurangan – kekurangan dan kelebihan – kelebihan didalam pengaplikasianya.

1.      Pada metode paket , ada tiga factor yang perlu di perhatikan

a.       Resifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b.      Ketersediaan paket.

c.       Mengevaluasi kemampuan paket.

Dengan kelebihan :

·         Kualitas paket yang baik

·         dapat digunakan seketika.

·         Harga paket relative murah.

·         Dapat digunakan untuk rekayasa ulang proses bisnis.

·         Kompatibel dengan sesama pengguna paket.

Kelemahannya sebagai berikut:

·         Tidak ssesuai untuk aplikasi yang unik

·         Perbaikan, modifikasi dan pengembangan paket sulit dikerjakan sendiri.

·         Basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya.

·         Ketergantungan dari pemasok.

·         Tidak memberikan keuntungan kompetisi.

 

 

2.      Pada metode prototyping banyak digunakan untuk  mengenakan STI yang harus segera di oprasikan jika tidak permasalahan yang akan di selesaikan oleh STI sudah menjadi basi dan proses pengambilan keputusan menjadi terlambat.

 

3.      Pada metode end user development. Jika keputusannya adalah mengembangkan system teknologi informasi (STI) secara internal (insourcing) , maka yang di pertimbangkan selanjutnya adalah metode pengembangan oleh pemakai system (EUD/EUC)

Kelebihannya:

·         Menghindari permasalahan kemacetan di departemen system informasi jika harus di kembangkan didepartemen itu.

·         Kebutuhan pemakai system dapat lebih terpenuhi karena di kembangkan sendiri yang tentunya pemakai lebih memahami.

·         Meningkatkan keterlibatan pemakai di dalam pengembangan system sehingga poemakai system akan lebih puas.

·         Dengan mengembangkan sendiri aplikasinya.

     Kekurangannya:

·         Karena pemakai system harus mengembangkan system aplikasinya sendiri dan harus lebih punya pengetahuan tentang tekhnologi.

·         Mengganggu bahkan merusak system informasi diluar yang dikembangkan oleh pemakai system.

·         Kelemahan tekhnis yang dimiliki oleh pemakai system.

 

4.      Metode dengan pihak ketiga (outsourcing)

Kelebihannya:

·         Biaya tehnologi yang semakin meninggkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak berivestasi lagi.

·         Mengurangi waktu proses

·         Jasa yang di berikan outsourcer lebih berkualitas di bandingkan dikerjakan sendiri secara internal.

·         Perusahaan dapat memfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting.

      Kekurangannya:

·         Perusahaan klian dari akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di outsourcekan

·         Perusahaan akan kehilangan keahllian dari belajar membangun dan mengoprasikan aplikasi tersebut.

·         Jika aplikasi yang strategic maka dapat di tiru oleh pesaingnya.

 

     3.2 SARAN

1.      Di anjurkan untuk semua pihak yang ingin melakukan pengembanggan system teknologi informasi metode alternative. Dengan empat metode di atas, agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dari proyek yang sedang di jalankan.karena bisa mempertimbangkan masak-masak kekurangan dan kelebihan dari empat metode yaitu: metode paket, metode prototyping, metode end user development, dan metode outsourcing(pihak ketiga).

2.      Melakukan penelitian atau pengembangan system teknologi informasi metode alternative sesuai dengan persyaratan empat metode yang kemudian hasilnya bisa di bandingkan dengan penelitian menggunakan metode konvensional. Dan dipertimbangkan kekurang-kurangannya serta kelebihan –kelebihannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Jogianto HM,MBA.Akt;PhD.Sistem Teknologi Informasi.Penerbit Andi,Yogakarta

1 komentar:

kak dolop mengatakan...

mas mau tany metode selain menggunakan sldc apalagi ya?

Posting Komentar